Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Internet di Kelas Akselerasi Melalui CTL dan Portofolio

8 Oktober 2012   03:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:06 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

A. LATAR BELAKANG

Sekarang ini, pembelajaran Information and Communication Technology (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), telah menjadi trend tersendiri dalam dunia pendidikan, terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pembelajaran TIK perlu diperkenalkan, dipraktikkan, dan dikuasai siswa sedini mungkin agar mereka memiliki bekal yang dapat membantu mereka untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat.

SMP Labschool Jakarta sejak tahun pelajaran 1998/1999 telah melaksanakan suatu bentuk layanan pendidikan khusus bagi anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa dalam bentuk program layanan akselerasi. Melalui program tersebut, siswa dapat mempercepat belajar di SMP selama dua tahun. Sebagai salah satu sekolah perintis program akselerasi, tanpa terasa sudah hampir 14 tahun Labschool melaksanakan program tersebut dan telah dijadikan objek studi banding untuk penyelenggaraan program akselerasi di seluruh Indonesia.

Berkaitan dengan hal itu, harus ada upaya-upaya perbaikan dan optimalisasi program. Salah satu di antaranya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran internet yang merupakan salah satu bagian dari pembelajaran TIK, sehingga program akselerasi di SMP Labschool Jakarta akan semakin baik.

Paradigma baru pembelajaran TIK menghendaki adanya inovasi yang terintegrasi dan berkesinambungan. Salah satu wujudnya adalah inovasi yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran internet di kelas akselerasi. Kebiasaan guru dalam mengumpulkan informasi mengenai tingkat pemahaman siswa melalui metode yang tepat melalui pertanyaan, observasi, pemberian tugas, dan tes kemampuan melalui teknik evaluasi yang akurat, akan sangat bermanfaat untuk menentukan tingkat penguasaan kompetensi siswa dalam pembelajaran yang berkualitas.

Pembelajaran yang berkualitas didapatkan dari penyampaian materi pengajaran yang tepat, dan sistem penilaian dengan menggunakan teknik evaluasi yang akurat. Namun sangat disayangkan, selama ini bentuk penilaian berbasis kelas hanya bertumpu pada penilaian tes teori (tertulis) dan praktik serta tugas-tugas dari guru, sehingga hasilnya sangat kurang memuaskan. Banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran teori dan mendapatkan nilai kurang maksimal pada saat tes teori atau tes tertulis. Siswa lebih menyenangi pelajaran praktik dan tes praktik daripada  pelajaran teori dan tes teori. Hal ini terlihat dari hasil belajar TIK di semester V yang nilai tes tertulisnya kurang memuaskan dari tes praktik. (Daftar penilaian siswa kelas Aksel-2 terlampir).

Perlu dicari solusi dari masalah tersebut. Mengapa nilai teori (pengetahuan /kognitif) kurang memuaskan daripada nilai praktik (keterampilan/psikomotor)? Bukankah anak aksel adalah anak yang cerdas dan berbakat? Apakah karena soalnya yang terlalu sulit ataukah antusias dan minat siswa terhadap pelajaran teori (pengetahuan/kognitif) rendah? Apakah masalah jumlah pertemuan tatap muka yang terbatas, kecepatan akses internet yang lambat, metode mengajar yang kurang menarik dan terlalu cepat, pembelajaran yang kurang kreatif dan bermakna, kurang akuratnya sistem penilaian, malasnya siswa membaca buku, siswa yang lebih senang bermain games, dan jumlah jam pelajaran yang sangat padat (36 jam/minggu) juga mempengaruhi kualitas hasil belajar TIK dengan materi internet?

Guru TIK pun merasa kurang dapat menggunakan metode pembelajaran dengan baik, sehingga fokus pembelajaran ada pada guru (teacher centered). Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah pada saat pemberian materi. Terkesan kurang ada partisipasi dari siswa pada saat pembelajaran teori, sehingga kualitas pembelajaran internet pun menjadi kurang memuaskan. Karena itu diperlukan suatu peningkatan kualitas pembelajaran internet dengan metode yang tepat dan penilaian yang akurat sebagai kunci utama keberhasilan penilaian, sehingga kemampuan siswa dalam menguasai internet menjadi semakin baik.

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya, maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.

Tugas guru hanya mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri, bukan dari ”apa kata guru”. CTL hanyalah sebuah strategi atau metode pembelajaran agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna tanpa harus mengubah kurikulum yang ada. Dengan metode ini minat dan prestasi siswa diharapkan tercapai dan meningkat. Proses pembelajaran langsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

Di samping itu, diperlukan pula suatu teknik penilaian yang tepat untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Teknik penilaian kelas terdiri dari penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio dan penilaian diri. Salah satu teknik penilaian adalah dengan penggunaan portofolio.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun