Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika TIK Dipisahkan sebagai Ilmu dan Alat Bantu

27 Januari 2017   08:35 Diperbarui: 27 Januari 2017   08:50 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat pagi semuanya. Selamat menjalankan aktivitas seperti biasanya. Semoga anda selalu sehat dan bahagia. Dalam suka maupun duka. Semoga pula pintu pintu rezeki selalu terbuka buat kita semua. Aamiin.

Pada kesempatan ini saya mau cerita tentang TIK. TIK adalah teknologi informasi dan komunikasi. Di luar negeri disebut ICT, singkatan dari Information and Communication Technology. Di negeri ini, TIK belum dikembangkan sebagai ilmu. Terbukti dengan dihapuskannya mata pelajaran TIK dalam kurikulum 2013. TIK sebagai ilmu terpisah dari TIK sebagai alat bantu. Ilmu TIK dan kemajuan teknologi perlu dimiliki anak didik bangsa demi kemajuan negara indonesia dan pengajaran sebaiknya dilakukan di sekolah. Dengan TIK kita akan maju, dengan TIK pula akan bisa buat kita hancur, perlu diluruskan oleh guru-guru TIK yang tahu ilmunya. Tanpa mata pelajaran TIK siswa kita akan ketinggalan dari negara lainnya, sebab pondasi tentang TIK belum kokoh diberikan di bangku sekolah.

Beberapa hal yang dapat disampaikan dalam seminar nasional di kemdikbud terkait TIK, yaitu:

  • Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan TIK, nenek-nenek juga punya facebook untuk update status
  • Ilmu anak-anak kebanyakan dari mbah google, sehingga tidak lagi bilang kata bu guru ini tetapi kata mbah google begini. Begitu masuknya TIK dalam pengembangan ilmu siswa kita
  • TIK dihapuskan sebagai mata pelajaran pada tahun 2013. Hal ini merupakan sebuah kemunduran.
  • Bagaimana pelajaran TIK dapat mendorong anak-anak lebih kreatif dalam menggunakan IT
  • Memang sudah banyak lomba-lomba untuk anak-anak dalam memanfaatkan TIK, hal ini perlu didorong agar anak-anak lebih mengembangkan kreatifitasnya seperti lomba pembuatan aplikasi, web, dsb
  • Penggunaan TIK oleh anak-anak perlu dipantau, peretasan dapat dilakukan anak-anak umur 13 tahun, perlu adanya bimbingan agar lebih bisa menghaslkan yang bermanfaat
  • Informasi dapat diterima dari jejaring sosial, baik informasi positif ataupun negatif, Perlu adanya bimbingan agar anak dapat menyaring suatu informasi, benar atau tidak -> bermanfaat atau tidak
  • Tidak hanya mengajarkan anak-anak untuk menggunakan dan memanfaatkan TIK namun perlu bimbingan dari guru-guru agar anak-anak memiliki etika dalam penggunaan TIK
  • Perlu adanya pengetahuan terkait UU ITE oleh anak-anak dan guru-guru
  • Perlu bimbingan pengaruh media sosial terhadap budaya anak-anak kita, anak-anak suka meniru, perlu diperhatikan trend yang sedang berkembang, jangan sampai anak-anak kita terpengaruh oleh budaya di luar bangsa kita, jangan sampai diikuti leh anak-anak kita.
  • Tambahkan Science dalam TIK, coding sedang marak, sehingga menghasilkan anak-anak yang menguasai ilmu programming, sehingga dapat membuat aplikasi-aplikasi yang bermanfaat. Semoga dapat menghasilkan generasi muda yang tangguh, yang berkarakter baik, dan dapat bersaing di abad 21.

Ciri dari kemajuan itu adalah perubahan. Hubungan dan pertemuan-pertemuan dalam komunitas TIK cukup sering dilakukan. Silaturahmi sebagai media komunikasi harus terus dilanjutkan. Ciri globalisasi adalah kemajuan teknologi. Sangat besar peran ICT pada geostrategi politik Indonesia, dengan budaya yang beragam menghasilkan identitas Indonesia, keberagaman ini menjadi sebuah acuan dan kelebihan kita. Dalam kurikulum dilihat bahwa ICT sebuah hal yang penting dari geostrategi dan geopolitik Indonesia.

Tidak perlu lagi mengajarkan word, excell, dll, guru-guru kita diharapkan cerdas dalam penyampaian ilmu TIK saat ini. Diharapkan kogtik dapat meningkatkan kapasitas guru-guru sehingga tidak ada missmatch. Sehingga guru memiliki wawasan yang luas dan fokus. Dengan konteks geostrategi dan geopolitik dan kedudukan kita sebagai bangsa dan globalisasi saat ini kita membutuhkan baik individual dan bangsa memiliki kompetensi yang tinggi

Kompetensi yang dibutuhkan saat ini, kemampuan komunikasi, bekerja sama, berpikir kritis, kompetensi-kompetensi yang menjadi kebutuhan dalam persaingan globalisasi tersebut menjadi acuan dari kurikulum. Dalam proses pembelajaran bagaimana fasilitator memberikan support agar anak didik memiliki kompetensi yang maksimal. Kecakapakan abad 21 membutuhkan kemampuan literacy. Indonesia masih dalam kondisi di bawah dalam kemampuan literacy. Menurutpenelitian puskurbuk kemdikbud, guru-guru dalam pemahaman kurikulum masih tingkat 2. Peran guru sangat penting dalam mengantarkan anak-anak mencapai tujuan pembelajaran. Guru-guru harus lebih paham individual preferences anak-anak sehingga lebih mudah mengantarkan anak-anak mencapai tujuan pembelajaran. 

Komunitas TIK harus memikirkan bagaimana anak-anak kita mencapai kecakapan abad 21. Memberikan dukungan operasional dalam merumuskan kurikulum kita. Dalam penyusunan kurikulum mungkin persepsi kita beda namun tujuan kita sama, yaitu membuat bangsa ini berdaulat di bidang TIK. Jangan sampai bangsa Indonesia tidak berdaulat di bidang TIK karena kurikulum sekolahnya hanya menggunakan TIK sebagai alat bantu saja. TIK sebagai ilmu justru ditinggalkan. Apalagi malah menghilangkan mata pelajaran TIK. 

Hal yang perlu kita sepakati bersama, di era globalisasi ini perlu dipersiapkan anak-anak kita memenuhi kompetensi globalisasi. Pada era globalisasi dan kemajuan ICT dan kemampuan literacy menunjukkan sekolah kita perlu berbasis pada teknologi komunikasi. Pengembangan materi ajar berbasis TIK sangat membantu siswa, dapat dipakai di suasana apapun. Pemanfaatan E-Raport akan didorong ke daerah-daerah. E-raport menunjukan layanan yang baik kepada siswa dan orang tua siswa dalam memantau pengembangan pembelajaran. Polemik Kurikulum 2013 sebenarnya bisa dicarikan solusinya. Pokok permasalahan pada Kurikulum 2013 adalah pokok TIK dapat berperan.

Perannya yang pas di mana?. Banyak hal yang dapat dipersiapkan. Contohnya menyiapkan kompetensi yang dapat mendorong siswa memiliki kreativitas tinggi, berpikir kritis, dan komunikasi yang baik. Semua ini pasti difasilitasi dengan teknologi. Juga harus dirancang kurikulum yang membuat siswa Indonesia menguasai ICT. Dengan komposisi Kurikulum 2013 apa yang bisa disumbangkan dan diakomodasi oleh guru-guru TIK jelas sangat penting. Peran-peran TIK dalam Kurikulum 2013 melalui jam-jam prakarya, jam pendalaman materi, atau ada solusi bersama-sama peran TIK dalam Kurikulum 2013. Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Bertaraf Nasional (USBN) akan didorong berbasis TIK dengan adanya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Kalau saya perhatikan, dilihat dari luar negeri, guru-guru non TIK memberikan tugas kepada siswanya dengan presentasi menggunakan powerpoint. Kita harapkan guru-guru TIK sudah mahir dalam keterampilan komputer. Bagaimana dalam Kuliah sudah mahir dalam keterampilan TIK. Jangan sampai guru gagap dalam teknologi atau gaptek. Seharusnya ujian sertifikasi guru perlu dimasukkan keterampilan komputer sehingga guru telah ter-certified memiliki kemampuan ICT-nya mumpuni. Itu kewajiban insitusi negara yang berhak mengajarkan guru.

Dalam semnas peran guru TIK di kemdikbud, 27 Desember 2017 yang baru lalu, seorang guru di BIMA bercerita:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun