Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Dibutuhkan Tapi Sering Dilupakan, Pesan Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi

29 Mei 2025   05:22 Diperbarui: 29 Mei 2025   05:39 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Omjay sedaag mengajar informatika/dokpri

Guru: Dibutuhkan Tapi Sering Dilupakan. Sebuah pesan dari ketua umum PGRI. Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd

Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd -- Guru Blogger Indonesia

"Ketika sukses, kita menyebut banyak nama besar. Tapi sayangnya, tak semua dari kita menyebut nama guru." Begitulah kalimat yang Omjay sampaikan kepada siswa SMP Labschool Jakarta ketika mengajar informatika. Kami sedang masuk materi dampak media sosial di bab 8 informatika.

Di balik setiap kesuksesan seorang murid, ada sosok yang jarang disebut yaitu guru. Mereka hadir dalam diam, membimbing dengan sabar, memercayai murid bahkan ketika murid belum percaya diri. Guru selalu ada mendampingi semua muridnya.

Guru adalah fondasi dari segala cita-cita, tapi di negeri ini, mereka masih sering diperlakukan hanya sebagai pelengkap. Guru sering dilupakan ketika tidak lagi dibutuhkan. Guru hanya dibutuhkan ketika mendekati masa pemilihan presiden dan DPR atau DPD. Setelah itu hanya janji yang tersisa.

Ketika Ilmu Mengangkat seorang murid, Nama Guru Mulai Dilupakan. Guru tak lagi ada dalam ingatan seorang murid. Kecuali murid itu memiliki karakter dan budi pekerti yang baik sesuai dengan pengamalan pancasila. Menjalankan amanah al quran dan al hadist bila murid beragama Islam.

Saat sekolah, kita menanti guru. Kita butuh arah, semangat, dan pencerahan. Tapi saat gelar dan jabatan tercapai, masihkah kita mengingat mereka? Guru tak hanya mengajarkan mata pelajaran. Mereka mengajarkan nilai-nilai hidup: tentang kejujuran, hormat, dan keteguhan. Bahkan perjuangan agar tetap eksis di masa depan.

Sayangnya, ketika cerita sukses kita dibagikan, nama mereka kerap tak disebut. Guru hanya pelengkap penderita. Tersembunyi dalam lorong sunyi dan sepi. Hanya bermandikan air mata.

Guru Bukan Beban, Mereka Pelita dalam kegelapan. Guru adalah patriot pahlawan bangsa. Menjadi insan cendekia tanpa tanda jasa. Guru abdikan seluruh hidupnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Menjadi guru bukan sekadar pekerjaan. Guru adalah pelita, yang bersinar agar orang lain bisa melihat jalan. Mereka menunda keinginan pribadi demi masa depan murid. Mereka hadir bahkan saat negara tak benar-benar mendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun