Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mas Nadiem, Mengapa Guru Honorer Dighosting?

7 November 2022   11:46 Diperbarui: 7 November 2022   15:20 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama 2 hari ini, DocJay menonton ulang rekaman video youtube. Rekaman videonya sangat menarik sekali, karena telah ditonton ribuan orang dan menjadi viral di media sosial.

Pertama video Rapat Dengar pendapat (RDP) Komisi X DPR dengan pltdirjen gtk kemdikbud dan kedua Video Balada guru Indonesia dan diskusi ngopi seksi. 

Keduanya saling berkaitan dan membuat docJay teringat dengan buku best seller sekolahnya manusia. Penulisnya juga menulis buku gurunya manusia.

Sebuah buku yang dituliskan oleh almarhum Munif Chatib. Sebuah buku yang isinya mengajak guru untuk mengambangkan eh mengembangkan multiple intellejen anak. Namun, harapan ini masih mimpi, ketika nasib guru masih seperti guru Umar Bakri, di dalam lagu Iwan Fals.


Seharusnya para pejabat di kemdikbud, termasuk juga mas menteri Nadiem Makarim turut membaca buku sekolahnya manusia. Dalam buku itu dijelasnya bagaimana manusia bersekolah dengan guru-guru tangguh berhati cahaya. Anda bisa membaca lengkapnya di sana. Namun, sekolah kita masih berurusan dengan persoalan perut sang guru. Gaji guru Indonesia seperti dikebiri seperti nasib guru Umar Bakri. Air mata guru honorer sudah habis keluar. Mereka adalah korban dari janji yang belum semuanya terbukti.


Rasanya sudah sangat lelah guru honorer digantung. Mereka seperti bola pimpong yang ditepok ke sana kemari. Mereka bertanya ke pemerintah pusat dan pemerintah pusat meminta bertanya ke pemerintah daerah. Guru tak lagi dihormati dan mendapat posisi terhormat di negeri ini. Benarkah demikian?

Dokpri 
Dokpri 

Begitulah kalau sudah menyangkut masalah anggaran atau gaji mereka. Akibatnya banyak guru honorer yang nasibnya terkatung-katung. Hal ini dituliskan lengkap oleh mbak Ester Napitupulu (wartawan kompas) di kompas.id hari ini. Judulnya guru honorer lelah digantung. Janji sejuta guru ASN PPPK ternyata belum terbukti. Terlalu banyak drama yang kita saksikan. Ternyata janji hanya tinggal janji dan tak terbukti. Guru honorer tetap ikhlas bekerja sambil menahan lapar dan terus berdoa. Semoga ada keajaiban dari kebijakan yang belum berpihak kepada guru ASN PPPK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun