Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Apa dengan Apelku?

5 Juni 2022   13:53 Diperbarui: 6 Juni 2022   07:16 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku bukan seorang penulis. Tak pernah sekalipun aku menerbitkan sebuah tulisan. Aku hanya seorang wanita yang hobi membaca tulisan karya orang.

Demi mendapatkan hadiah buku dari seorang penulis terkenal, aku mencoba menuliskan kata-kata walaupun hanya 3 alinea.
Semoga sang penulis sudi membaca coretan ku..🙏😊. Itulah doaku dalam hati.

Apel, nama untuk buah yang memiliki arti tersendiri dalam hidupku yang tidak akan pernah terlupakan. Sebab karena buah itu aku bisa bertahan hidup hingga kini.

Setiap kali melihat buah berwarna merah yang katanya dari Amerika itu, kenangan lama kembali hadir dalam memori. Juga sosok pria memberiku buah itu masih jelas wajahnya di mataku.

Saat itu aku tengah tergeletak kelaparan di emperan toko di bawah derasnya hujan. Tubuh sudah tak mampu aku tegakkan hingga pria itu datang memberiku beberapa buah apel merah. Karena kebaikan pria itulah aku bisa di sini bercerita tentang hidupku yang malang.

Dari : Riyanti peserta belajar menulis.

Dokpri
Dokpri

APEL
Oleh: Amriadi

Dikala mentari melemparkan panasnya dengan garang, anak-anak mulai mencari alternatif untuk bisa bersembunyi dari panasnya mentari. 

Ani yang langsung menuju kipas angin, Andi menyosor langsung ke kulkas yang setia menunggu di sudut ruangan. Sementara si bungsu mengamati penuh heran buah yang terletak di meja makan.

Buah dengan warna kemerah-merahan ini telah mencuri perhatian Dini sejak pertama kali datang. Seisi rumah mulai memperhatikan gerakan Dini yang tak biasanya selalu menangis minta dimanja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun