Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Menggunakan Kurikulum Baru

29 Desember 2021   06:27 Diperbarui: 29 Desember 2021   07:00 6077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adzan subuh membangunkan saya. Ambil air wudhu kemudian sholat subuh. Di luar masih hujan. Saya urungkan untuk sholat subuh di masjid. Saya sholat subuh di rumah. Sambil membangunkan anak dan istri tercinta. Suhu udara di kota Bandung pagi ini dingin sekali rasanya. Lebih dingin dari gedung IKEA Padalarang kayaknya. Kemarin saya belanja meja laptop bersama kakak ipar yang baik hatinya. Beliau pakai kaos yang saya dapat dari kompasiana.

Usai sholat subuh dan mengaji, saya membaca kompasiana. Tulisan tentang kurikulum baru sudah banyak yang menuliskan di kompasiana. Saya menjadi ingin ikutan menulis. Sekedar berbagi pengalaman saja. Sebab kami sebagai guru yang melaksanakan kurikulum baru ini.

Sekolah kami Alhamdulillah ditunjuk sebagai salah satu sekolah penggerak di DKI Jakarta. Kami para guru diminta mengikuti pelatihan secara online selama 10 hari. Liburan sekolah kami gunakan untuk belajar ilmu baru. Saya sendiri mengikuti pelatihan di kelas informatika. Sebuah mata pelajaran baru yang menggantikan prakarya.

Alhamdulillah saya dan teman teman senang sekali mengikuti pelatihan sekolah penggerak. Pertama karena mapel informatika ada kembali di kurikulum sekolah penggerak. Dulu namanya TIK yang diganti prakarya oleh Mendikbud Muhammad Nuh dalam kurikulum 2013. Kami guru TIK terus berjuang agar mata pelajaran ini dapat kembali berada di struktur kurikulum. Alhamdulillah mulai nampak hasilnya setelah kami bertemu langsung Mendikbud Muhadjir Effendy. Kemudian mulai diberlakukan di sekolah penggerak di era mendikbud Nadiem Makarim.

Kedua kami mendapatkan ilmu baru dalam kurikulum baru ini. Informatika sangat berbeda dengan TIK. Kami belajar ilmu baru dan bertemu kawan kawan guru dari sekolah lainnya. Kami belajar secara online dengan instruktur yang baik hati. Sayangnya, mata pelajaran informatika belum diberlakukan di semua jenjang sekolah.

Ketiga penyiapan guru dan tenaga kependidikan (gtk) dalam penerapan kurikulum prototipe dilakukan secara bertahap dan tidak tergesa-gesa. Semua gtk dipersiapkan dengan baik dan dilakukan secara masif agar siap menerapkan kurikulum prototipe. Fokus kepada pelatihan sdm dan mengembangkan komunitas belajar guru.

Kami para guru di sekolah penggerak mendukung kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim. Terobosan yang dilakukan beliau wajib didukung. Terlepas dari pro dan kontra, sebagai seorang guru yang mengajar langsung di sekolah penggerak, kami mendukung kebijakan ini. 

Kurikulum baru yang diberlakukan sifatnya masih optional atau pilihan. Hanya sekolah yang berminat saja yang memberlakukannya. Sekolah diberikan kebebasan untuk menggunakan kurikulum baru dalam melakukan transformasi pembelajaran.

Setiap kebijakan baru pasti menuai pro dan kontra. Saya sebagai guru mengalaminya. Apalagi perubahan kurikulum. Saat mata pelajaran prakarya muncul menggantikan tik, saya mulai belajar mata pelajaran prakarya di kurikulum 2013. Ternyata materinya bisa dimasukkan mapel seni budaya dan ipa. Jadi tak perlu lagi ada mata pelajaran baru. Naskah akademiknya ternyata lemah dan tidak ada sarjana prakarya di perguruan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun