Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru di Zaman Korona

25 Juni 2021   05:44 Diperbarui: 25 Juni 2021   05:48 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi Guru di Zaman Korona

Tumben pagi pagi sudah nulis. Biasanya ngaji dulu. Kali ini saya langsung aja menulis. Mumpung lagi punya kesempatan. Jangan pernah disia-siakan.

Semalam saya bermimpi. Saya ikut sholat berjamaah di sebuah masjid besar. Saya berada di Shaft yang ketiga. Waktu itu jamaah sholat subuh lumayan banyak.

Rupanya imam sholat lupa. Beliau mengucapkan salam di rakaat pertama. Spontan para jamaah berkata subhanallah. Tapi sang Imam tetap saja tidak melanjutkan sholatnya.Dia malah pergi dan keluar dari masjid.

Saya terbangun dari mimpi. Berusaha mencari tahu apa makna dalam mimpi barusan.

Mungkin, ini mungkin. Sebagai seorang pemimpin kita sudah melupakan rakyat. Sudah ditegur masih saja ngeyel. Tidak mau mendengar suara rakyat.

Semoga Indonesia tidak seperti itu. Mau mendengar adalah ciri pemimpin bijak. Suara rakyat adalah suara Tuhan.

Saat pandemi covid19 seperti sekarang ini, kepemimpinan diuji. Siapa yang bisa memimpin, pasti akan membawa rakyatnya selamat dari virus Corona.

Begitu juga dengan menjadi guru di zaman Corona. Saya menulisnya Korona. Harus mau mendengar keluh kesah muridnya agar PJJ tak lagi membosankan mereka.

Hari ini sekolah kami pembagian rapor kenaikan kelas. Pimpinan sekolah sudah membagikan link zoom untuk pengarahan kepala sekolah. Para wali kelas diminta hadir di zoom. Sebelum mereka bertemu dengan orangtua siswa.

Baru kali ini saya merasakan pembagian raport kenaikan kelas tanpa bertemu langsung orangtua siswa. Tentu saja ada hal baru yang saya temukan. Habis sholat Jumat raport dibagikan. Nilai siswa diberikan dengan bentuk digital. Sementara raport asli belum bisa diberikan. Wabah Korona semakin meningkat di Jakarta. Sekolah Labschool memutuskan pembagian raport secara daring. Hal ini untuk memutus mata rantai virus Korona yang penyebarannya sangat mengkhawatirkan.  

Menjadi guru di zaman Korona memang harus kreatif. Kami menolak menyerah pada Korona. Pembelajaran diberikan secara daring atau online. Aplikasi zoom kami pilih untuk bertatap Maya dengan siswa secara virtual. Itulah yang kami lakukan selama setahun ini.

Kangen ingin bertemu mereka secara langsung. Interaksi di dunia Maya tentu sangat berbeda dengan di dunia nyata. Kami belajar dan bekerja dari rumah. Pola pembelajaran yang efektif akhirnya kami temukan.

Menjadi guru di zaman Korona harus mampu beradaptasi. Tak usah marah dengan keadaan. Sebab wabah ini adalah kenyataan. Cari solusi di saat pandemi. Dengan begitu wajah kita akan berseri-seri.

Kita tidak tahu kapan wabah ini akan berakhir. Hal yang dapat kita lakukan adalah berdoa. Semoga keluarga kita dijauhkan dari virus Korona. Kalau virus itu masuk ke dalam tubuh kita. Tetap tenang dan lawan Korona dengan hati yang gembira. Imun tubuh akan naik bila kita gembira dan mengikuti petunjuk dari dokter. Itulah yang kami lakukan di saat kami harus menjalani isolasi mandiri di rumah.

Awas virus Corona masih mengintai kita. Itulah buku yang saya tulis selama menjalani isolasi mandiri. Semoga sudah anda baca. Saya menulis di kala sakit. Saya melupakan sakit dengan menulis setiap hari.

Menjadi guru di zaman Korona harus mampu berkolaborasi. Itulah yang kami lakukan di PGRI. Jarak yang jauh menjadi terasa dekat. Kami membuka kelas belajar menulis dan belajar bicara. Semuanya gratis untuk guru Indonesia. Bahkan terbuka untuk umum. Siapa saja yang berminat untuk belajar menulis dan belajar bicara, kami buka pendaftarannya melalui nomor cantik 08159155515.

Senang sekali melihat banyak guru sudah menerbitkan bukunya. Hati gembira melihat ratusan buku terpajang covernya di website kami.

Kemarin, saya diminta untuk menjadi narasumber kurikulum informatika. Saya kirimkan linknya untuk anda klik.

Semoga kita mampu menjadi guru tangguh berhari cahaya di zaman Korona. Kolaborasi, konektivitas, konvergensi, kontekstual, dan konten kreatif akan mempengaruhi dunia ini. Jadilah konten kreator di dunia Maya yang tak pernah tidur. Semoga akses internet cepat, dapat anda nikmati setiap harinya.

Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun