Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rusaknya Tempat Penampungan Air di Jatibening Indah Bekasi

22 Februari 2021   06:14 Diperbarui: 22 Februari 2021   06:34 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondid lapangan Blok A (Dokpri)

Saya kaget mendengar cerita keponakan saya Alda. Katanya tempat penampungan air yang baru dibangun rusak parah. Kemudian saya menonton videonya yang dibagikan ke dalam WA Group Keluarga.

Betapa terkejutnya saya, ternyata lapangan bulutiangkis dan merangkap lapangan Volly yang terletak di Jalan Kalimanta Blok A Kompleks TNI Angkatan Laut Jatibening Indah, Pondok Gede Bekasi sudah terangkat posisinya. Seperti kapal selam yang baru saja keluar dari dalam laut.

Tempat penampungan air langsung naik ke atas dan tidak sanggup menampung banyaknya air yang masuk di kompleks tni al jatibening indah. Menurut cerita orang yang melihatnya, lapangan sempat naik di atas 2 meter. Semoga bisa segera diperbaiki ya bapak pengelola proyek pekerjaan umum. 

Tadinya saya malas untuk pergi ke tempat kejadian, karena mobil masih dalam keadaan basah karpetnya akibat banjir di rumah kami. Sudah dapat airnya seember kecil di dalam mobil. Lumayan dapat seember kecil dari hasil perasan. Saya pakai kanebo saja pelan-pelan mengambil airnya. 

Sementara itu karpetnya langsung saya jemur di atas mobil. Alhamdulillah matahari mulai meninggi dan bersinar lagi. Karpet mobil kering dan air di dalam mobil sudah habis saya ambil pakai kanebo.

Setelah membersihkan mobil, akhirnya saya tertarik juga untuk melihat langsung kondisi lapangan Blok A yang bagian bawahnya terangkat ka atas. Lapangan olahraga ini dibuat oleh Kementrian Pekerjaan Umum. Katanya untuk menampung debit air bila hujan turun.

Mirip sepiting tempat pembuangan air besar di rumah. Semua kotoran dan air masuk ke sepiting tersebut. Kalau sudah penuh, biasanya kami telpon petugas tinja untuk memompa isinya dan dibuang ke tempat yang jauh.

Pohon di sekitar lapangan roboh (Dokpri)
Pohon di sekitar lapangan roboh (Dokpri)
Kalau tempat penampungan air ini memang dibuat agar air yang masuk di saat banjir dapat tersalurkan dengan baik ke sungai yang ada di dalam kompleks perumahan kami. Rupanya hujan turun sangat deras sekali. Akibatnya banjir datang lagi dan masuk ke rumah kami untuk yang kedua kalinya di bulan Januari 2021 ini.

Menurut info dari orang-orang yang melihat kejadiannya secara langsung, mereka agak gemetar menyaksikannya. Sebab seperti mimpi menyaksikannya. Lapangan Blok A tiba-tiba naik ke atas. Seperti kapal selam yang naik ke permukaan air setinggi lebih dari 2 meter. Tak ada yang berani mendekat, karena banjir cukup parah di perumahan kami. Tapi tidak separah komplek IKIP yang rumah warganya hanya terlihat gentengnya saja. Di rumah kami, ketinggian air mencapai 40-50 cm.

Saya melihat petugas dan pengelola pompa air sudah mulai memperbaikinya. Ada mobil traktor besar datang untuk memperbaiki kerusakan. Juga saya lihat petugas proyek dari kementrian pekerjaan umum datang melihat lokasi kejadian.

Saya tidak tahu apakah proyek penampungan ini dinilai gagal atau berhasil. Namun sepanjang kenyataan yang kami alami, tidak banyak perubahan yang terjadi selama ada penampungan ini. Rumah warga tetap saja kebanjiran. Bahkan tinggi air lebih tinggi dari banjir sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun