Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Para Penulis Sukses

10 Januari 2021   09:16 Diperbarui: 12 Januari 2021   22:03 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ngobrol santai bareng penulis sukses | dokpri

Ngobrol santai bareng penulis sukses asyik sekali rasanya.

Semakin malam semakin seru. Begitulah suasana santai ikut ngobrol dengan para penulis sukses. Sekitar 30 orang guru ikut hadir dalam acara ngobrol santai bareng Omjay.

Saya sedang upload di youtube rekamannya. Semoga bisa ditonton dan dinikmati bagi anda yang ingin sukses menjadi penulis.

Kesuksesan seorang penulis dimulai dari menerbitkan buku di penerbit mayor. Sebab mereka tidak mengeluarkan uang untuk mencetak buku. Mereka mendapatkan royalty buku selama 6 bulan sekali. Dalam setahun bisa 2 kali dapat.

Supaya bukunya laku, seorang penulis buku harus ikut memasarkan bukunya. Sehingga ikut menikmati keuntungan dari penjualan langsung.

Mereka yang kreatif akan membuat panggung atau kegiatan yang dapat meningkatkan oplah penjualan bukunya. Salah satunya dengan kegiatan bedah buku atau intip buku.

Buku adalah mahkota seorang penulis. Bagi mereka yang menetbitkan buku dengan biaya mandiri tentu ada seninya.  Saya menyebutnya seni memasarkan buku.

Awalnya saya agak pemalu memasarkan buku sendiri. Sebab kualitas buku yang diterbitkan masih belum bagus. Namun, kepercayaan diri muncul ketika saya menyaksikan tukang penjual keliling memasarkan dagangannya.

Mereka selalu percaya bahwa barang dagangannya akan laku dibeli orang. Setiap hari mereka menjajakan dagangannya. Ada yang menjual makanan dan minuman. Ada juga berupa barang lainnya.

Inspirasi dari pedagang keliling itu membuat saya tak lagi malu menjual buku. Baik secara online maupun offline.

Sekarang ini saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi narasumber webinar di tingkat nasional. Pemasukan datang dari pintu yang tak terduga datangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun