Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

PGRI Disayang, PGRI Dibuang

30 November 2019   02:45 Diperbarui: 20 Januari 2024   07:44 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sejumlah siswa menyalami guru mereka seusai mengikuti upacara di Sekolah Dasar Negeri 060813 Medan, Sumatera Utara, Senin (25/11/2019). Menyalami guru oleh para siswa tersebut dalam rangka memperingati Hari Guru yang serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia.(ANTARA FOTO/SEPTIANDA PERDANA)

Malam ini saya menginap di hotel Batiqa yang terletak di Jababeka Cikarang. Tepatnya di jalan Niaga Raya Blok Kawasan Industri Jababeka Blog CC 3A Cikarang-Bekasi. 

Alhamdulillah, tahun ini diberi amanah kembali menjadi salah satu panitia hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang ke-74.

Ini adalah tahun ketiga saya menjadi panitia HUT PGRI. Pertama di stadion Patriot Bekasi, kedua di stadion Chandrabaga Bogor, dan ketiga di stadion Wibawa Mukti Cikarang.

Dulu Omjay sangat membenci PGRI. Sebab organisasi ini hanya berpolitik saja. Namun, seiring perjalanan waktu, Omjay justru jatuh cinta dengan organisasi guru terbesar di Republik Indonesia ini.

Anggotanya banyak sekali. Dari pusat hingga daerah. Kantor dan gedungnya jelas dan kepengurusannya ada di 34 Provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Hampir 3 juta guru menjadi anggota PGRI.

Awalnya saya mengira, PGRI adalah organisasi guru yang berpolitik praktis. Tapi setelah saya berada di dalamnya, dan bergabung di Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS), saya menjadi tahu banyak bahwa PGRI tidak seperti yang dibicarakan banyak orang.


Mereka hanya beropini saja sehingga PGRI dimata mereka, PGRI adalah organisasi yang tidak berpihak kepada guru. Padahal justru PGRI inilah yang selama ini memperjuangkan nasib guru. PGRI fokus memperjuangkan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan guru.\

"Semakin PGRI dibenci, maka PGRI akan tetap abadi. Sebab PGRI lahir dari guru, oleh guru, dan untuk guru."

Sebelum bergabung di PGRI, Omjay berkeyakinan bahwa organisasi guru harus dipimpin oleh guru. Bahkan Omjay dan kawan kawan guru pada saat itu mendirikan Ikatan Profesi Guru Indonesia yang disingkat IPGI.

Namun, seiring perjalanan waktu, organisasi ini Omjay matikan. Sebab arah perjuangannya sudah jauh dari apa yang kami harapkan. Lebih kepada orientasi diri sendiri daripada organisasi. Bahkan hidup dari organisasi dan bukan menghidupkan organisasi.

Pengurus Besar PGRI (dok. pribadi)
Pengurus Besar PGRI (dok. pribadi)
Saya dan kawan-kawan lebih fokus untuk membentuk organisasi komunitas guru TIK dan KKPI. Kami urus akte notarisnya dan alhamdulillah terus berjalan hingga saat ini. 

Kemudian, kami sepakat bergabung ke PGRI di bawah APKS. Sebuah organisasi dari berbagai mata pelajaran di bawah Pengurus Besar PGRI.

APKS terus bergerak dan semakin banyak organisasi bergabung di dalamnya. Diantaranya, Asosiasi Guru Matematika Nusantara, Asosiasi guru IPS, Asosiasi Guru Bahasa Inggris, Asosiasi Guru Bahasa Asing (AGBA), Asosiasi Pendidik Homeschooling Indonesia (APHI), Asosiasi Guru Penulis (AGP), dan organisasi kami berganti nama menjadi Ikatan Guru TIK PGRI (IGTIK) PGRI.

Dalam perjalanan membesarkan organisasi itulah Omjay dan kawan kawan belajar berorganisasi. Sedikit demi sedikit program workshop e-learning terus bergerak ke 52 kota Bersama sponsor EPSON. Kemudian kita fokus untuk menyusun buku ajar INFORMATIKA Bersama penerbit andi Yogyakarta. Alhamdulillah buku informatika terbit dari jenjang SD sampai SMA.

Setelah bergabung di PGRI, organisasi kami semakin menguat dan banyak meninggalkan jejak digital yang baik untuk perjuangan guru TIK. Salah satunya adalah kembalinya mata pelajaran TIK ke dalam kurikulum dengan nama baru INFORMATIKA.

Hal itu tentu saja berkat bantuan dan dukungan dari pengurus besar PGRI. Omjay dan teman teman guru TIK tak akan pernah melupakan itu. PGRI adalah organisasi besar yang sudah jelas dan nyata membantu perjuangan guru TIK se-Indonesia.

Banyak kegiatan kami mulai dengan cara membangun kemandirian. Tak salah bila kami kemudian semakin sayang dengan PGRI. Benci menjadi benar benar cinta.

Selama ini Omjay melihat masih banyak guru yang membenci dan tidak suka dengan PGRI. Omjay tak menyalahkan mereka. Sebab mereka belum tahu apa yang telah dilakukan PGRI selama ini. Usia PGRI hampir sama dengan usia kemerdekaan Indonesia.

Mereka tidak tahu bahwa tunjangan profesi guru (TPG) yang mereka terima saat ini adalah berkat perjuangan pengurus PGRI. Sejarah tak akan bisa berdusta karena jejak digitalnya jelas dan bisa anda baca di Google yang tak pernah bohong.

PGRI disayang, PGRI dibuang, menjadi judul tulisan Omjay malam ini. Semoga bisa dipahami oleh pembaca. Semakin PGRI dibenci, maka PGRI akan tetap abadi. Sebab PGRI lahir dari guru, oleh guru, dan untuk guru.

Silakan memilih organisasi profesi guru yang jelas sejarah perjuangannya dan banyaklah mencari informasi tentangnya, sehingga anda mendapatkan informasi yang benar dan nyata. Guru mulia karena karya nyata!

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru blogger Indonesia 

Blog: https://wijayalabs.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun