Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Derita Seorang Penulis Buku

15 Oktober 2019   09:41 Diperbarui: 15 Oktober 2019   09:41 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Banyak orang gembira setelah bukunya terbit. Tapi tidak dengan mereka yang menerbitkan bukunya melalui biaya sendiri. Mereka kesulitan memasarkan bukunya. Uang sudah habis berjuta-juta, namun tak bisa menjual bukunya. Itulah derita seorang penulis buku.

Bagi saya secara pribadi, saya tak mau menerbitkan buku dengan biaya sendiri. Saya malah mendapatkan uang dari buku-buku yang saya tuliskan. Kita harus mampu meyakinkan penerbit besar bahwa buku yang dituliskan akan laku di pasaran.

Memang tidak mudah menerbitkan buku tanpa biaya sendiri. Tapi itulah kenikmatannya. Nikmati saja prosesnya. Bila buku lolos dari kacamata tim penerbit, maka akan banyak kebahagiaan muncul, sebab buku kita akan dibantu pemasarannya oleh tim mereka. Kita tidak bekerja seorang diri.

Terkadang kita cuma pintar ngomong. Jangan cuma ngomong, menulis dong! Dari menulis anda akan mendapatkan kenikmatan yang tidak dirasakan oleh mereka yang cuma pinter ngomong. Tulisan anda akan abadi, walaupun anda sudah mati.

Terus terang saya kasihan dengan kawan-kawan yang menulis buku dan menerbitkan karyanya dengan biaya sendiri. Mereka sangat yakin karyanya akan laku di pasaran. Setelah buku jadi, buku hanya menumpuk di gudang dan tidak bisa dijual.

Dulu, pertama kali menulis buku, sulit sekali meyakinkan penerbit buku mayor. Para penerbit itu sulit sekali ditembus. Padahal menurut saya, naskah buku yang saya tuliskan akan laku di pasaran. 

Saya tidak putus asa. Naskah buku saya perbaiki kemudian saya kirimkan kembali ke penerbit. Alhamdulillah gagal lagi. Saya ditolak lagi. Sampai sepuluh kali saya hitung belum tembus juga.

Ada keinginan menerbitkan buku sendiri dengan biaya sendiri. Namun uang di kantong tak cukup. Saya pun tak punya tenaga pemasaran yang handal. Mereka sanggup menjual buku dan meyakinkan pembeli.

Setelah saya pelajari, hampir semua penerbit ingin bukunya laku di pasaran sehingga modal kembali. Mulailah saya belajar menulis dan banyak membaca buku buku best seller.

Buku yang sekarang saya tulis, lebih banyak ke buku ajar. Saya bantu kawan kawan untuk membuat buku ajar semua mata pelajaran. Guru harus mampu membuat dan menerbitkan buku ajarnya sendiri. Jangan biarkan orang lain yang tidak mengajar di kelas yang membuat bukunya.

Tidak mudah mengajak teman-teman guru karena banyak guru yang kurang membaca buku. Sampai saat ini, saya melihat guru guru lebih suka memakai buku ajarnya buatan orang lain. Padaha mereka memiliki kemampuan untuk itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun