Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inspirasi Perjalanan Umrohku

12 Januari 2018   09:16 Diperbarui: 12 Januari 2018   09:29 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang mempunyai uang tapi tidak bisa  berangkat umroh. Kenapa? Karena niatnya belum kuat menjadi tamu Allah.  Mereka tidak merasakan indahnya menjadi tamu Alah di tanah suci. Atau ada sesuatu hal lain yang menghambatnya menjadi tamu Allah.

Tetapi ada juga orang yang tidak mempunyai uang  bisa berangkat umroh. Seperti kisah nyata yang saya alami sendiri atau Penjaga masjid sekolah kami.  Kenapa itu bisa terjadi? Sebab orang ini punya niat yang kuat untuk  menjadi tamu Allah. Mereka merindukan bertemu rasulnya di tanah suci. Keinginan kuatnya menjadi tamu Allah membuat mimpinya terwujud di dunia nyata.

Masjid nabawi menjadi impian bagi mereka  yang ingin berangkat umroh. Di sana ada makam nabi Muhammad SAW yang  selalu ramai dikunjungi orang dari berbagai belahan dunia. Bahkan mereka rela untuk berjuang dan berdesak desakan agar bisa sholat dan berdoa di raudhah. Tempat yang paling mustajab dan doa-doa dikabulkan Allah.

Awalnya saya termasuk orang yang tidak punya niat untuk berangkat umroh lagi. Bagi saya berangkat umroh dan haji cukup sekali. Tahun 2000 saya sudah pernah berangkat ke sana atas biaya dari POMG SMP Labschool Jakarta. Waktu itu saya pergi bersama almarhum pak Marsudiono, kepala sekolah kami saat itu.

Namun takdir menentukan lain. Hal di atas saya rasakan sendiri ketika  mengantar istri mengikuti briefing berangkat umroh. Waktu itu saya belum punya niat untuk kembali ke tanah suci menjadi tamu Allah. Sebab tahun  2000 saya sudah pernah pergi ke sana. Gaji saya dipotong tiap bulan agar istri saya bisa berangkat umroh. Sewaktu di tanah suci saya berdoa agar istri bisa juga berangkat ke tanah suci menjadi tamu Allah.

Terus terang saya sangat terkesan dengan materi motivasi yang dibawakan pimpinan biro haji dan travel Dini Group Indonesia. Inspirasi umrohku yang dibawakan oleh  ustadz @Fauzi pada waktu itu membuat saya ingin kembali berangkat umroh  ke tanah suci. Saya merasa dipanggil oleh Allah. Panggilan Allah untuk berangkat ke tanah suci selalu terngiang-ngiang di telinga.

Niat dan tekad yang kuat membuat saya  menjadi fokus untuk mewujudkannya. Setiap kali habis sholat 5 waktu saya  selalu berdoa agar bisa berangkat umroh bersama istri. Amalan dan doa yang diajarkan para ustadz dan kyai saya amalkan dengan penuh ketekunan.

Allah memang maha Kuasa. Alhamdulillah tahun 2017 saya terpilih menjadi salah satu pemenang lomba inovasi  pembelajaran atau inobel yang diselenggarakan oleh kemdikbud senayan.  Saya bersyukur dapat memenangkan lomba ini di Kuta Bali. Hadiah laptop dan uang saya dapatkan dalam lomba inobel ini.

Hadiahnya langsung saya setor untuk  berangkat umroh, dan alhamdulillah ada orang tua siswa yang sangat baik  memberikan tambahan. Juga kakak ipar saya juga memberikan tambahan sehingga  biaya umroh tercukupi. Rezeki dari Allah datang dari pintu yang tidak pernah saya duga datangnya.

Terkadang saya bingung juga bisa mengumpulkan uang sebanyak itu. Sebab gaji seorang guru tidaklah besar. Matematika Allah bekerja sangat cepat dan cermat dan sulit dipikirkan oleh logika manusia.

Sempat terpikir saat itu, hadiah laptop  dari kemdikbud mau saya jual ke teman buat pegangan nanti di tanah suci.  Alhamdulillah, sebelum niat menjual laptop itu terwujud, ada rezeki yang  datang tak terduga. Ada orang yang baik hati memberikan saya sangu untuk  beli oleh-oleh di tanah suci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun