Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar TIK dan TIK untuk Belajar

21 Januari 2017   07:01 Diperbarui: 21 Januari 2017   07:09 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau semua orang menggunakan TIK untuk belajar pasti akan banyak yang pintar. Namun sayangnya, belum banyak orang menguasai TIK. Jadi harus belajar TIK dulu. Bisa secara otodidak dan bisa secara biasa. Ada guru yang mengajarkan ilmu TIK sehingga mereka paham penggunaan TIK dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan TIK di negeri ini memang baru sebatas untuk membantu pekerjaannya sehari-hari. Belum untuk pengembangan diri untuk belajar TIK lebih mendalam. Tak heran kalau kita masih menjadi bangsa pengguna produk TIK. Sebab kita masih dalam tahapan menggunakan TIK untuk belajar.

ICT for Learning dikampanyekan oleh kemdikbud. Dengan sebuah harapan semakin banyak orang mengunakan TIK untuk pembelajaran. Kemdikbud berharap ICT for All atau TIK untuk semua terjadi dimana dimana. Semua orang diharapkan sudah belajar TIK secara mandiri.

Persoalannya sekarang siapa yang mengajar TIK? Apakah semua guru mata pelajaran? Harapannya sih begitu. Tapi kenyataannya belum semua guru mata pelajaran siap. Materi TIK belum siap diberikan atau dititipkan ke materi pelajaran lainnya. 

TIK masih digunakan sebatas alat bantu pembelajaran dan belum dipahami keilmuannya. Wajar saja pada akhirnya, ilmu TIK tidak bisa berkembang dan dikembangkan oleh kemdikbud. Paradigamnya masih menganggap TIK hanya sebagai alat bantu dan bukan sebagai ilmu.

Pemerintah mengharapkan siswa bisa mendalami pengetahuan & menciptakan pengetahuan dengan TIK, apakah keterampilan TIK bisa diajarkan kepada siswa tanpa mapel TIK di K13? Ternyata jawabannya tidak. Kenyataan di lapangan membuktikan itu.

Di sinilah sebenarnya peran guru TIK muncul. Mereka seharusnya menjadi orang terdepan di sekolah dalam mengembangkan keilmuan TIK di setiap mata pelajaran. Semua mata pelajaran menjadi lebih menarik dan menantang bila menggunakan TIK. 

Sesuatu yang sulit bisa menjadi mudah ketika guru menguasai TIK. Guru bisa membuat media pembelajaran yang inovatif seperti yang dilakukan para guru pemenang lomba kreativitas guru (LKG) yang diadakan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan.

TIK untuk belajar memang harus terus dilakukan, namun belajar TIK jangan sampai terlupakan. Belajar TIK bisa terjadi bila pondasi TIK sudah tertanam kuat dalam kegiatan siswa sehari-hari. 

Di sinilah perlunya mata pelajaran TIK yang sudah benar berada dalam kurikulum 2006. Siswa menjadi mampu menggunakan TIK dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, materi TIK belum pernah dikembangkan dan diupdate materinya oleh pusat kurikulum kemdikbud dan justru malah menggantinya dengan mata pelajaran prakarya dalam kurikulum 2013. Guru TIK dipaksa menjadi guru prakarya. Pada akhirnya guru TIK menjadi korban kebijakan kemdikbud yang kurang tepat.

Pendidikan yang paling dasar saat ini dimulai dari Sekolah dasar yang dilandasi untuk pemahaman pengetahuan dasar TIK. Hal ini sebagai penguat perlu dibuatkan kurikulum yang runtut dan berkesinambungan. maka perlu adanya pemikiran kaum cendekia utk menanamkan dasar TIK lalu dilanjutkan pada pengembangan TIK sebagai ilmu tepat guna sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan industri. Hal ini dilakukan agar tidak ada kesalah fahaman akan fungsi dari pendidikan TIK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun