Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Membaca dan Mendongeng di Kalangan Orang Tua

14 April 2012   09:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:37 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melewati kemacetan jakarta, akhirnya sampai juga saya di museum cafe di jl veteran 1 no 33 jakarta pusat. Di tempat ini diadakan kegiatan launcing buku peri-peri bersayap pelangi yang merupakan kumpulan cerita anak yang dituliskan oleh pungky prayitno, dkk. Ada juga mbak winda krisnadefa yang menuntun saya vis sms hingga saya bisa meluncur ke tempat yang bersejarah ini. Mbak Winda adalah salah satu penulis favorit saya yang sangat luar biasa dalam membuat cerita. Khususnya cerita anak-anak.

[caption id="attachment_171718" align="aligncenter" width="448" caption="Septi, Karina, dan Moderator acara"][/caption]

Di lokasi acara, saya sholat ashar berjamaah dengan anak-anak kecil yang diundang dari depok. Senang rasanya bisa sholat berjamaah bersama mereka. Wajah-wajah lugu dan polos yang nampaknya tak pernah meninggalkan sholat 5 waktu. Belakangan saya tahu mereka adalah para pengamen jalanan yang diasuh oleh mbak Septi, salah seorang mahasiswi universitas paramadina yang sangat dekat dengan komunitas anak jalanan. Mbak Septi sangat fokus dengan pendidikan mereka, dan berusaha melayani mereka dengan sepenuh hati untuk mendapatkan pendidikan yang layak di masa anak-anak.

Seringkali kita mengabaikan peran anak dalam kehidupan kita. Padahal banyak kisah yang bisa kita berikan untuk anak-anak kita, karenanya kita perlu membaca dan mendongeng agar para orang dewasa tahu bagaimana menyampaikan pesan kepada anak-anak agar berakhlak mulia. Banyak cerita dongeng yang bisa kita angkat dan ceritakan kepada anak-anak kita tentang pentingnya berbuat baik kepada orang lain.

Bersama mbak karina adistiana, seorang psikologi anak saya menjadi lebih tahu bagaimana terlibat dan melibatkan diri kepada anak-anak. Seperti: matikan hp, dan ajak mereka bermain dan masuk dalam alam pikiran anak-anak. Bersama mbak septi dari universitas Paramadina yang mengasuh anak-anak jalanan saya menjadi lebih paham betapa hebatnya mahasiswi ini. Mampu mengerti dan memahami keinginan anak-anak yang ingin belajar dan mencari pengetahuan. Gadis cantik berbaju hitam ini sangat peduli dengan kehidupan anak jalanan. Baginya, anak jalanan adalah peri-peri bersayap pelangi. Persis sama dengan kumpulan cerita yang dibukukan oleh mbak Pungky, dkk.

[caption id="attachment_171719" align="aligncenter" width="448" caption="Mereka asyik mendengarkan para nara sumber bicara sebelum mereka tampil menyanyi dan mendongeng"]

13344191951161110532
13344191951161110532
[/caption]

Cerita-cerita peri-peri bersayap pelangi yang dibukukan adalah sebuah upaya nyata untuk mendorong tradisi membaca dan mendongeng yang sudah hampir punah. Jangan jadikan anak kita tanpa dongeng dan lestarikan tradisi dongeng yang hampir punah dengan meminta bapak-ibunya membaca, dan mendongengkannya sebelum tidur. Begitulah sujiwo tedjo sang budayawan memberikan endensor.

[caption id="attachment_171720" align="aligncenter" width="448" caption="Buku Per-peri Bersayap Pelangi"]

13344193281699214331
13344193281699214331
[/caption]

Anak-anak menjadi enggak suka baca karena peran orang tua dan sekolah melemah. Itulah intisari yang saya tangkap dari talkshow bersama karina adistiana dan septi yang sangat menarik. Saya belajar dari mereka yang menjadi nara sumber dalam launching buku peri-peri bersayap pelangi.

Peri-peri bersayap pelangi yang dituliskan pungky dkk sungguh luar biasa. Buku ini menumbuhkan cinta membaca dan mendongeng di kalangan anak dan juga orang tua. Saya terharu dibuatnya. Apalagi ada sambutan para tokoh sastrawan seperti Putu Wijaya yang menuliskan endensornya sebagai berikut:

".....menerbitkan buku bacaan untuk anak seperti peri-peri bersayap pelangi ini, menjadi sebuah perlawanan yang berani dan penting meskipun beresiko tinggi. karena tak cukup diterbitkan saja, buku ini harus diperjuangkan kehadirannya, agar tidak hanya sampai ke tangan tapi pesan moralnya mengisi benak anak-anak kita."

Salut buat para penulisnya yaitu meliana indie, santy novaria, winda kresnadefa, syam asinar radjam, dee dee sabrina, pungky prayitno, ary amhir, maria ingrid nabu bhoga, meliani fauziah, avista nada, indri agustina yang membuat kumpulan cerita anak menjadi peri-peri bersayap pelangi yang turun ke bumi untuk menyampaikan kebaikan.

Akhirnya saya bersyukur bisa ikut hadir di acara yang sangat bagus ini. Mbak Karina dan Mbak Septi telah membuka mata hati saya sebagai seorang pendidik bahwa membaca dan mendongeng harus terus diajarkan kepada anak-anak kita, sehingga kelangkaan bacaan bagi anak dapat dipenuhi dengan kehadiran para penulis cerita anak yang peduli dengan perkembangan anak Indonesia.

[caption id="attachment_171717" align="aligncenter" width="448" caption="Anak-anak Jalanan yang Luar Biasa"]

13344187911875095308
13344187911875095308
[/caption]

Salam blogger persahabatan Omjay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun