Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan, Desa dan Kedaulatan Pangan

15 Januari 2021   13:57 Diperbarui: 15 Januari 2021   14:19 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nadee, Youtuber asal Sri Lanka. Sumber: youtube Traditional Me

Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia awal 2020 silam, sebagian besar manusia cenderung bingung, stress, dan nggak tahu harus melakukan apa. Disaat yang sama, banyak orang kreatif bermunculan dengan produk mereka yang menghibur, menenangkan dan membuat proses social distancing dan work from home lebih mudah dijalani. Mereka adalah para Youtuber bidang pertanian sekaligus masak-memasak ala pedesaan aka kampung.

Hmm, apa hebatnya berkegiatan di bidang pertanian dan masak memasak, semua orang juga bisa? Sayangnya, menjaga kedaulatan pangan sejengkal dari rumah dan mengolahnya menjadi aneka menu (sebagai kekayaan kuliner) bukan perkara mudah. 

Perempuan-perempuan ini menunjukkan kepada dunia bahwa setiap biji beras, kedelai, tomat, timun, atau aneka sayuran dan buah-buahan, hingga ikan, udang, ayam dan daging bukan produk alam yang muncul dalam satu dua jam. 

Produk alam yang beraneka jenis, rupa, warna dan rasa itu terkadang memerlukan waktu berbulan-bulan bahkan 6 bulan untuk bisa dipanen. Belum lagi proses panen dan mengolahnya menjadi aneka menu yang memanjakan lidah memerlukan keterampilan khusus. Itulah mengapa, mereka menjadi youtuber paling dicari selama masa pandemi, karena kesederhanaan mereka membuat dunia merasa dibawa ke alam mimpi, di mana ketenangan desa dan kekayaan alamnya mampu meredakan rasa takut khas kota. 

bagaimanapun juga, orang kota takut kelaparan, sementara orang kampung hanya perlu melangkah ke pekarangan, pinggiran sungai atau hutan untuk mencari bahan pangan.

1| LIZIQI - CHINA

Perempuan ini sangat populer. Video-videonya membuat penggemarnya serasa dibawa terbang ke alam kahyangan, di mana hidup di desa terpencil begitu menenangkan. Pekarangan rumah Liziqi dipenuhi segala macam sayuran, rempah, herbal, buah-buahan, bunga, umbi-umbian, ikan hingga aneka ternak. Belum lagi jamur yang tumbuh di pohon tua. 

Kampung tempat Liziqi tinggal juga dikelilingi pegunungan yang menyediakan aneka pangan gratis mulai dari jamur paling mahal sedunia, madu alam, buah-buahan, wild vegetables, rempah, herbal, dan bunga-bunga; yang semuanya organik dan bisa dimakan. Belum lagi keong, ikan, dan kepiting dari sungai atau danau yang gratis.

Liziqi sering dipuja penggemarnya sendiri sebagai "Real Princess" atau "Dewi di Bumi" atau "Women over Women in the World" atau "The Most Wanted Wife" dll saking nih perempuan serba bisa, kuat, kreatif, dan kayak nggak pernah kehabisan energi. Dia perempuan mungil dan cenderung kurus, tapi sangat cantik sekaligus penuh talenta. 

Dia tidak hanya menghadirkan bagaimana cara memasak dan menikmati kuliner khas Sichuan. Juga menunjukkan bagaimana sumber pangan itu dihasilkan. Tak heran jika setiap videonya bisa ditonton puluhan juta kali dan jumlah penggemar internasionalnya selalu meningkat. Setiap videonya penuh pujian dan rasa terima kasih karena telah menjadi inspirasi.

Liziqi sangat serius dalam bekerja dan memproduksi video-videonya. Untuk satu video berkaitan dengan jamur, ia bahkan harus ke gunung demi mencari jamur liar; untuk video tentang ginseng dan madu, ia bahkan harus ke sebuah gunung tertentu yang sangat jauh; untuk membuat video tentang masakan rebung, ia harus ke gunung untuk memanen rebung liar; untuk menikmati wine ia harus menanam anggur dan menunggu panen hingga bisa mengolahnya sebagai homemade wine; untuk bikin menu berbasis telur asin ia memulainya dengan membesarkan sekumpulan bebek dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun