Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menikmati Eksotisme Sumba Timur bersama 'Pendekar Tongkat Emas'

23 Oktober 2020   14:55 Diperbarui: 23 Oktober 2020   15:06 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indahnya suasana saat matahari tenggelam.

Sewaktu film "Pendekar Tongkat Emas" resmi dirilis pada Desember 2014, aku nggak berminat nonton. Kupikir filmnya bakal biasa aja atau bahkan jelek. Nah, seminggu lalu aku malah mendapati film ini di sebuah channel dengan judul internasionalnya "The Golden Cane Warrior" ya udah jadinya nonton. Para pemain film ini tidaklah asing. Mereka aktor dan aktris yang sudah banyak membintangi film tanah air.  

Ada Nicholas Saputra (Elang), Eva Celia (Dara), Tara Basro (Gerhana), Reza Rahadian (Biru), Aria Kusumah (Angin), Christine Hakim (Cempaka), Slamet Raharjo (Dewan Datuk Bumi Persilatan), Darius Sinathrya (Naga Putih), dan Prisia Nasution (Cempaka muda). 

Sementara pemain pembantu tentu saja merupakan warga lokal yang tampak malu-malu atau canggung saat memerankan diri mera sebagai warga di padang rumput Sumba yang luas, liar dan indah. Film ini membawa mimpiku memasuki dunia lain.

Film ini dibuka dengan prolog dari Cempaka yang telah berusia senja, bungkuk, lemah dan sakit-sakitan dalam perjalanan pulangnya ke gubuk tempat ia dan keempat muridnya tinggal. Dalam prolog itu Cempaka menjelaskan bahwa keempat muridnya yaitu Biru, Gerhana, Angin dan Dara merupakan anak-anak dari musuh yang berhasil ditaklukannya. 

Untuk menebus rasa bersalahnya karena telah membunuh begitu banyak orang, maka ia melatih mereka semua untuk menjadi pendekar hebat dengan tujuan mulia, bukan untuk menjadi pendekar paling hebat demi menguasai dunia persilatan. Ia berencana mewariskan jurus "Melingkar Bumi" dan tongkat emas kepada salah satu muridnya. 

Dalam pertemuan malam dengan keempat muridnya, Cempaka memutuskan mewariskan tongkat emas kepada Dara dan ia berencana membawa melatih Dara jurus Melingkar Bumi di suatu tempat selama beberapa bulan. Atas tujuan itu, ia membawa serta Angin karena bocah itu memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit. Maka, Cempaka menitipkan gubuk sederhana mereka kepada Biru dan Gerhana. 

Rupanya, Biru dan Gerhana ini sudah lama menyimpan dendam kepada Cempaka karena telah membunuh kedua orangtua mereka dan melakukan tipu muslihat untuk membunuh Cempaka serta merampas tongkat emas. Gerhana ahli dalam mendapatkan racun ular dan telah meracuni Cempaka sedemikian lama, meski akhirnya Cempaka bukan mati karena racun melainkan berkelahi dengan mereka. 

Cempaka mati, sementara Dara dan Angin berhasil melarikan diri. Keadaan ini dijadikan alasan Biru dan Cempaka meminta bantuan kepada Perguruan Sayap Merah untuk mengubur Cempaka, mengangkat mereka sebagai murid, dan mengejar Dara serta Angin untuk merebut tongkat emas. Sayangnya, semua orang percaya bahwa Dara dan Angin adalah penjahat sehingga mereka diburu. 

Dara dan Angin sampai di sebuah kampung di mana Elang tinggal, tanpa tahu bahwa lelaki itu adalah anak dari Cempaka dan Pendekar Naga Putih. Sebelum kematiannya, Cempaka memberi mandat kepada Dara untuk mencari Pendekar Naga Putih agar melatihnya jurus Melingkar Bumi. Di lain waktu, Biru dan Gerhana yang semakin tamak dan haus kuasa telah menikah dan menjadi pemimpin baru Perguruan Sayap Merah. 

Biru dikenal sebagai pendekar paling sakti, sekaligus haus darah. Tak segan ia menghabisi siapa saja yang melawan kehendaknya. Terlebih, ketika ia berhasil merebut tongkat emas dari tangan Dara, ia merasa semakin hebat meski frustasi karena tidak tahu jurus Melingkar Bumi itu seperti apa. 

Angin yang membuka identitasnya sebagai anak Cempaka dan Pendekar Naga Putih harus melanggar sumpahnya demi menjadi pasangan Dara dan melatihnya jurus Melingkar Bumi. Btw, jurus itu merupakan jurus berpasangan sehingga memang tidak mungkin dipelajari dan dikuasai sendirian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun