Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

#SheCreatesChange dan Cerita Cinta 21 Perempuan Muda untuk Indonesia

11 Desember 2019   15:43 Diperbarui: 12 Desember 2019   18:07 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
21 Peserta #shecreateschange greencamp dari change.org Indonesia

Dalam forum ini akhirnya kami paham bagaimana menerima keadaan diri, kekurangan, masa lalu, hingga masalah-masalah yang ditimbulkan orang lain agar hati kami menjadi lembut dan pikiran kami jernih dalam membangun rasa empati atas penderitaan orang lain.

Seorang changemaker harus mampu membuka dirinya agar orang lain pun mau terbuka, dan mau bergandengan tangan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Sesi demi sesi perenungan diri selama green camp ini akhirnya membuka tabir yang sebelumya tertutup rapat, entah karena rasa takut, cemas, malu dan merasa diri hina. Di antara senyum dan tawa yang menghiasi hari-hari kami, ada masalah-masalah yang dipendam dalam diri dan tak berani diutarakan. Meski akhirnya meledak.

Mungkin, keadaan yang kami alami secara personal ini tak beda dengan luka, derita, dan masalah yang dipendam dalam kehidupan sosial, yang enggan diceritakan karena takut pada mereka yang berkuasa. 

Mungkin, di antara masalah-masalah sosial yang seringkali meledak tiba-tiba sebenarnya merupakan luka sosial yang telah dipendam sedemikian lama, yang bingung bagaimana hendak diselesaikan karena kita semua paham bahwa keadaan hukum di negara ini masih tumpul ke atas dan tajam ke bawah.

Oh ya, di antara sesi tangis-tangisan yang bikin make up luntur ternyata tersimpan hal-hal lucu. Hm, bukan lucu kayak komedi sih. Tapi lebih ke perasaan nggak percaya aja sosok yang kukira sangat tangguh dan nggak punya cadangan airmata ternyata bisa nangis hebat lho sampai mata mereka bengkakkkkkkkkkkk.

Sebut saja salah satunya Yaya dari Riau yang ternyata sangat kelelahan bekerja sampai-sampai nggak punya waktu buat "Me Time" dan disela-sela kegiatan ini pun dia masih sibuk merampungkan pekerjaannya. 

Terlebih Yaya bekerja di lembaga yang bergerak di advokasi kebijakan lingkungan dan Riau itu sedang menghadapi masalah kebakaran hutan hebat, yang asapnya banyak merenggut nyawa bayi-bayi tanda dosa.

Mungkin sebenarnya Yaya marah pada pemerintah dan perusahaan pembakar hutan yang bikin keponakannya meninggal akibat ISPA saat kebakaran hutan tahun 2015 lalu, makanya Yaya bekerja gila-gilaan.

Ada juga Fonsa dari Papua yang diawal-awal kegiatan lebih banyak diam. Tapi ternyata Fonsa memiliki kesedihan mendalam atas kondisi Papua. Sehari-hari Fonsa bekerja sebagai jurnalis dan melalui foto ia memperjuangkan hutan dan kehidupan alam liar Papua, termasuk satwa langka yang dilindungi negara.

Suatu kali Fonsa bercerita sambil menangis hebat tentang perjuangan mendamaikan suatu suku yang sedang marah dan hampir saja dia kehilangan nyawanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun