Terlebih di depan teras tuh ada kanopi tanaman entah apa namanya dengan bunga-bunga indah menjuntai, yang bentuknya seperti anggrek tapi ternyata bukan anggrek. Ada satu waktu Yaya bilang bawa sejumlah teman kepoin umur aku. "Eh, berapa sih umur Mbak Nika itu?" tanya mereka.Â
Oh ya, di kegiatan ini aku menggunakan Nika sebagai nama kecilku selain Ika, Neng dan Teteh. Mereka kaget lho waktu aku mengatakan umurku 34 tahun. Sebab kata mereka aku masih terlihat imut dan muda, selayaknya anak kuliahan umur 25 tahun eaaaaa.
Aku keGEERan dong karena ke mana-mana selalu dianggap jauh lebih muda daru usia sebenarnya buahahahahahahaha. Sampai disini dulu ya pengakuan yang mengejutkan itu, semoga kita semua selalu cantik mempesona dan berbahagia bagai penghuni surga.
Kemudian, sampailah kita di babak akhir cerita......
Akhir kata, kuucapkan banyak terima kasih kepada segenap tim kece change.org Indonesia yang telah menyelenggarakan kegiatan keren ini, dan memilihku untuk menjadi bagian dari kegiatan ini. Mengakhiri tulisan ini aku ingat sebuah pertanyaan dari salah seorang peserta.
Dia bertanya tentang apa alasan kedatangan kami di hari pertama disambut dan dikalungkan kain lurik? (Hmmm mari tertawa dulu karena ini jenis pertanyaan jujur tapi ya patut ditertawakan sih karena ini pasti pertanyaan nyeleneh semua orang).Â
Maka dengan bijak pihak change.org menjawab bahwa alasannya sederhana saja: bahwa kami semua sosok penting yang harus dihormati dan diperlakukan layaknya kaum 1% alias VVIP. Ya, kami yang biasa diremehkan memang agak awkward saat diperlakukan sebagai sosok penting.
Namun dari hal ini aku belajar bahwa hal yang paling penting dari segala yang penting di muka bumi ini adalah bagaimana memperlakukan diri sendiri sebagai sosok yang penting sehingga segala yang kita hasilkan bermakna dan berdampak hebat. Terima kasih.
Pukul 13 waktu setempat cuaca hangat dengan angin semilir. Pepohonan di halaman yang luas dan bersih tampak enggan kutinggalkan. Akupun masih ingin berlama-lama bersama mereka guna bercengkerama, bermanja dan bersenda gurau.
Tapi, tempatku bukan di sini dalam kenyamanan yang melenakan dan melemahkan. Tempatku ada di bagian lain bumi di mana aku harus berjuang untuk mewujudkan kampanyeku sendiri. Ada banyak ide di kepala, ingin melakukan ini dan itu demi perubahan ini dan itu.Â