Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Prank Ojek Online para Youtuber Merupakan Bentuk Penghinaan atas Profesi Seseorang

29 November 2019   13:19 Diperbarui: 30 November 2019   01:32 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aplikasi ojek online (markey.id)

Jika mereka kaya raya atau punya perusahaan atau punya pekerjaan mentereng seperti para Youtuber itu, ngapain coba harus jadi tukang ojek? Meskipun memang ada sejumlah orang menjadi driver ojol untuk tujuan lain. 

Misalnya nih, cowok jomblo lagi cari pacar; intel lagi nyamar buat menggasak bandar narkoba; peneliti yang sedang melakukan riset; orang kaya yang belajar jadi orang miskin dan sebagainya. 

Semua itu sah-sah saja selagi tidak melanggar hukum dan etika. Karena nggak sedikit juga orang menjadi driver ojol untuk melakukan kejahatan kepada penumpangnya seperti melakukan pelecehan seksual hingga merampok harta benda korban.

Sayangnya, akhir-akhir ini profesi driver ojol sedang menjadi bahan permainan para content creator Youtube alias Youtuber. Para Youtuber ini sengaja memesan layanan Go- Food dengan harga fantastis mulai dari Rp. 500.000-1.000.000 dan saat sang driver sudah sampai di alamat, sang Youtuber membatalkan pesanan. 

Setelah puas membuat driver ojol menangis, bingung dan kecewa, barulah si Youtuber bilang bahwa mereka melakukan prank atau kejahilan buat konten Youtube mereka. Setelah itu sang Youtuber mengganti kerugian driver ojol yang menjadi korban dengan sejumlah uang atau barang berharga. 

Bagi para Youtuber yang melakukan prank, apa yang mereka lakukan disebut karya (padahal sampah) dan mereka menukar rasa terhina, sedih, dan bingung para driver dengan sejumlah uang, seakan-akan harga diri seorang manusia miskin sebagai tukang ojek bisa dibeli dengan uang yang tidak seberapa juga. 

Siapa coba Youtuber yang mau memberi driver ojol uang pengganti sebesar Rp. 1 triliun? Nggak mungkin ada karena penghasilan sebagian besar Youtuber tanah air masih sangat jauh dari angka itu! Youtuber miskin tapi membeli harga diri orang miskin?


Dari sejumlah video yang kutonton sebelum membuat tulisan ini, memang banyak driver ojol yang pasrah menerima uang 'sedekah' dari para Youtuber kaya raya ini. Meskipun tergambar jelas di wajah mereka perasaan terhina, tersakiti, bingung dan marah. Dan  ada satu driver ojol yang melawan lho. 

Dia bilang bahwa keputusan si Youtuber melakukan cancel atau pembatalan pesanan padahal makanan udah diantar ke lokasi bukan tentang besarnya uang ganti rugi yang diperoleh, melainkan soal menurunnya performa driver ojol yang otomatis dikerjakan oleh si aplikasi. 

Kukira kita pernah mendengar, bahwa apresiasi berupa bintang satu bagi para driver ojol ini saja bisa menurunkan performa sebegitu hebatnya sehingga kinerja mereka dievaluasi habis-habisan oleh perusahaan mitra. 

Padahal belum tentu, layanan buruk disebabkan oleh kelalaian driver ojol. Bisa jadi karena kemacetan jalanan; antrian panjang di toko atau resto tempat makanan dipesan, hujan tiba-tiba, motor yang rusak selama perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun