Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sekolah Seniman Pangan: Cerdas Menjawab Tantangan Regenerasi Petani Muda Indonesia

22 Mei 2019   09:34 Diperbarui: 22 Mei 2019   09:46 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah Seniman Pangan. Sumber: Instagram @sekolahsenimanpangan

Jika SSP dibangun dengan megah, tentu akan mengintimidasi mereka sebagai petani yang terbiasa hidup sederhana dan dekat dengan alam. Sebab tugas utama seorang petani adalah merawat alam. 

SPIRITUALISME PERTANIAN

Pertama kali aku mendengar tentang konsep Spiritualisme Pertanian ini ketika berkunjung ke Pesantren Ekologi Ath-Thaariq, Garut, Jawa Barat. Saat itu, teh Nissa Wargadipura sebagai pemimpin pesantren yang tengah memberikan tur keliling pesantren kepada pengunjung mengatakan bahwa bumi ini hidup dan segala sesuatu yang ada di dalam tanah juga hidup. 

Karena manusia merupakan bagian dari kehidupan bumi, maka manusia harus memperlakukan makhluk hidup di dalam tanah dengan baik agar ia memberikan kehidupan kepada benih-benih yang kita tanam didalamnya. 

Salah satu cara menjaga kehidupan di dalam tanah adalah dengan tidak memberinya pupuk kimia dalam proses bertani. 

Senada dengan teh Nissa, rupanya Helianti Hilman juga mendapat pemahaman itu dari para petani di Indonesia selama proses keliling Indonesia dalam kurun waktu 3.5 bulan. Para petani ternyata memahami bahwa kondisi psikologisnya memberi pengaruh signifikan kepada tanaman di kebun atau sawah mereka. 

Misalnya, Helianti pernah menjumpai seorang petani padi yang memutuskan tidak jadi ke sawah ketika ia merasa tidak mood atau kondisi pikirannya sedang ruwet karena menurutnya akan berpengaruh buruk pada perkembangan padi yang ia tanam. 

Hal lain yang tak kalah menyejukkan hati mengenai konsep spiritualitas pertanian ini aku peroleh sari seorang petani organik di Ubud, Bali. Petani bernama Hartono Lokodjoyo yang mengurus lahan pertanian kurang dari 1 ha tersebut mengatakan bahwa menjadi petani adalah pekerjaan yang membuatnya bahagia. Oleh karena itu, saat mengurus lahannya ia selalu mendengarkan musik campursari dari ponselnya. 

Namun, yang kini menjadi pertanyaan adalah, bagaimana mereka yang telah tersambung jiwanya dengan alam semesta melalui pertanian mampu mewariskan nilai-nilai luhur itu kepada para petani muda? 

Sejumlah petani muda yang kini sedang belajar menjadi rural foodpreneurs di Sekolah Seniman Pangan bukan jawaban bagi kompleksnya masalah regenerasi petani muda di Indonesia.

Lokasi Sekolah Seniman Pangan di Indonesia. Sumber: Youtube @senimanpangan
Lokasi Sekolah Seniman Pangan di Indonesia. Sumber: Youtube @senimanpangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun