Tak lama, seorang gadis muda bernama Noni menghampiri. Noni juga merupakan siswa SSP asal Timor Tengah yang setia menjadi petani dari 10 bersaudara di keluarganya. Ia merantau ke Bekasi selama 2 tahun demi belajar menjadi petani cerdas dan siap pulang ke kampung halamannya untuk berkarya, membangun pertanian di kampungnya agar lebih maju. Â
Mendapati fakta menarik ini, aku jadi semakin penasaran dengan SSP. Seperti apa sih pendidikan yang dijalani anak-anak muda ini sehingga mereka bisa menjadi petani muda yang membanggakan?Â
RURAL FOODPRENEURSHIP
Sekolah Seniman Pangan (SSP) berlokasi di VIDA Bekasi, Jl. Raya Setu Bantar Gebang no. 308, Padurenan, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat. Sekolah ini didirikan pada 01 Januari 2017 sebagai Javara Academy milik PT. Kampung Kearifan Indonesia.Â
Di sekolah ini mana para siswanya dididik untuk menjadi petani cerdas sekaligus food artisan untuk menjadi pengusaha pangan premium dengan pendekatan creative farm atau food-preneurship. Contohnya adalah Nando Watu dari Flores, NTT.Â
Sekolah ini memiliki kurikulum yang unik. Sekolahnya itu sistemnya resident farmpreneurs alias residensi. Para siswa tinggal di sekolah selama 2 tahun untuk benar-benar belajar tentang A-Z bertani yang benar, mengolah produk pertanian hingga bernilai jual tinggi dan tentu saja cara memasarkan produk dengan baik agar diterima pasar.
Para petani muda ini belajar dengan menggunakan 3 modul, di mana setiap modul sama pentingnya dan saling mendukung satu sama lain selama proses pembelajaran. Modul ini terlihat sederhana yaitu pembelajaran mengenai wirausaha pertanian, wirausaha jasa dan wirausaha jasa.Â
Para siswa belajar langsung bagaimana mengelola pertanian organik untuk memberikan nilai tambah pada produk pertanian, dilanjutkan dengan mengubah produk mentah menjadi produk turunan yang bernilai tambah seperti memiliki daya simpan lebih lama dan dapat bersaing di pasar.Â
Terakhir, produk yang dihasilkan juga harus mampu mendukung berjalannya sektor jasa seperti ekosiwata, warung kopi, toko ritel, kedai makanan dan homestay. Ketiga tahapan ini penting dilakukan untuk menjadi seorang foodpreneur.Â