Mohon tunggu...
Wijanto Hadipuro
Wijanto Hadipuro Mohon Tunggu... Peneliti dan penulis

Saya pensiunan tenaga pengajar yang senang menulis tentang apa saja. Tulisan saya tersebar di Facebook, blogspot.com, beberapa media masa dan tentunya di Kompasiana. Beberapa tulisan sudah diterbitkan ke dalam beberapa buku.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Simbol yang Menginspirasi Kasih

20 Mei 2025   11:00 Diperbarui: 20 Mei 2025   11:10 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Gambar Foto Sampul Teks Misa Gereja Katedral Semarang (Sumber Teks Misa 17-18 Mei 2025 Gereja Katedral Semarang)

Homili Romo Dhani pada misa tersebut meneguhkan keyakinan saya bahwa patung di Gereja Katolik adalah simbol atau sarana bagi umat Katolik yang memberikan inspirasi tentang nilai-nilai yang ada di Salib dengan corpus-nya, patung Bunda Maria, patung Yesus dan patung-patung orang yang dikuduskan lainnya. Patung di Gereja Katolik bukan untuk disembah atau berhala, tetapi sebagai simbol atau sarana untuk menghayati iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Di dalam rumah, saya memasang salib di atas pintu rumah, tentunya menghadap ke dalam ruangan dalam rumah. Saya tidak menuliskan ke dalam ruang tamu, karena ruangan ini juga dipakai untuk ruang keluarga, ruang menonton TV, dan kadang juga untuk ruang makan. Jika saya akan keluar rumah, pasti saya menghadap ke salib.

Selama ini saya melewati salib tersebut tanpa memandangnya apalagi memberikan inspirasi tentang nilai-nilai yang dikandung dari salib yang saya tempatkan di atas pintu masuk rumah saya. Namun, saya disadarkan oleh Romo Dhani akan perlunya sering memandang salib dan simbol-simbol keagamaan lainnya sebagai sumber inspirasi dan mengingatkan saya pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Ternyata salib bukan untuk hiasan yang menunjukkan bahwa saya penganut agama Katolik. Memasang salib dan berbagai patung orang kudus di rumah saya seharusnya berfungsi mengingatkan saya tentang nilai-nilai keagamaan, dan memberikan inspirasi kepada saya agar saya bukan hanya mengingat tetapi mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mulai hari ini setiap saya melewati salib saya akan berusaha untuk mengingatkan diri saya untuk berusaha mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Jika saya masih belum mampu, maka kata sebuah buku tentang salesmanship, berpura-puralah terlebih dahulu untuk bisa menjadi sales person yang hebat. Nanti kepura-puraan itu akan membuat kita berperilaku seperti seorang sales person yang hebat. Saya juga akan mulai dengan berpura=pura terinspirasi oleh salib dan berpura-pura telah menerapkannya. Mudah-mudahan saya seperti yang dianjurkan oleh buku, kepura=puraan saya akan membawa saya menjadi seorang Katolik yang benar-benar mampu menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam salib dalam kehidupan saya sehari-hari. Mudah-mudahan. Koq tidak meyakinkan ya, penutupnya dengan kata-kata mudah-mudahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun