Mohon tunggu...
Dwi Pakpahan
Dwi Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

WNI

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Surat Undangan Pernikahan

8 Januari 2021   23:08 Diperbarui: 8 Januari 2021   23:22 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear diary,
Hari ini adalah hari yang sangat menyedihkan untukku. Arya Rihadi, mantan kekasihku yang masih kusayangi akan menikah. Aku baru menerima surat undangan pernikahannya yang dikirim melalui kantor pos.

Seharusnya namaku yang tertulis di surat undangan yang berwarna putih ini bersanding dengan nama Arya tapi kenyataannya, nama perempuan lain yang tak kukenal yang tertulis indah di sana.

Mengapa begitu cepat, Arya menemukan penggantiku? Hanya berselang sebulan kami putus, dia telah menemukan belahan jiwanya. Ini tidak adil bagiku.

Di saat aku masih mengharapkannya kembali, dia sudah melupakan namaku di hatinya, menggantinya dengan cinta baru.

Apakah kebersamaan kami selama dua tahun dulu tidak berarti? Aku kecewa. Hatiku pilu.

Kalau aku bisa menghapus kejadian buruk, aku ingin menghapus kejadian di mana Arya memutuskanku hanya karena masalah jarak. Arya tidak percaya hubungan jarak jauh.

Itu berawal dari Arya dipindahtugaskan ke Jakarta, sedangkan aku masih di Pekan baru. Aku sudah berkali-kali menjelaskan padanya, bahwa cintaku tak akan berubah walaupun kami dipisahkan jarak. Tapi semua percuma, Arya menutup telinga dan hatinya. Aku tak bisa menyakinkannya untuk memperjuangkan hubungan kami.

Diary-ku,
Tahukah kau kalau aku tak pernah rela berpisah dengan Arya? kebersamaan kami selama dua tahun itu begitu berharga bagiku. Banyak hal telah kami lalui bersama, suka duka. Begitu banyak kenangan yang tersimpan indah di benakku. Aku berharap Arya adalah jodohku.

Sampai kemarin, aku masih berharap Arya datang menemuiku di sini dan mengajakku untuk menjalin kembali hubungan yang telah putus. Ternyata kini, surat undangan pernikahan ini menghancurkan semua harapanku. Aku sangat sedih, secepat itu dia menyingkirkan aku di hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun