Dina seakan tak percaya pada penglihatannya. Berulang kali, dia mengucek kedua matanya dengan tangannya. Di depannya tersuguhkan adegan sepasang sejoli yang begitu romantis, bagi yang tidak mengenal pasangan tersebut.
Si cowok mengelus rambut si cewek sambil sesekali tersenyum melirik si cewek, sedangkan si cewek tersipu malu. Luar biasa, seperti adegan di film saja.
Sepasang sejoli yang lagi dimabuk asmara itu seakan buta bahwa di ruangan kafe ini dipenuhi banyak pengunjung.
Hawa di ruangan ber-AC ini mendadak panas, Dina mengunyah makanannya dengan tak berselera. Niat hati mau menikmati hari, karena bosan sendirian berada di rumah malah melihat pemandangan yang mengejutkan sekaligus menyakitkan.
Tempat duduk Dina berada di sudut kafe, mungkin karena itu sepasang sejoli itu tidak melihat sosoknya dengan jelas, sementara posisi mereka ada di dekat pintu masuk, berada di tengah. Dina benar-benar merasa muak dengan yang dilihatnya.
Dina memikirkan apa yang harus dia lakukan? melabrak? melempar minuman ke sepasang sejoli itu atau diam saja. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia memutuskan akan bertindak. Dina bangkit berdiri dari kursinya.
"Andre, Sandra, apa kabar? pertanyaan itu keluar ketika dia menuju kursi sepasang sejoli itu.
Sepasang sejoli itu terkejut melihat Dina yang sudah berdiri dihadapan mereka.
Sebenarnya Dina tidak perlu menanyakan kabar, karena baru tiga hari yang lalu dia ketemu Andre dan Sandra di sekolah. Mereka satu sekolah, teman sekelas malah.
Cowok yang bernama Andre itu statusnya adalah pacar Dina. Sudah setahun mereka berpacaran. Seluruh sekolah tahu kalau mereka pacaran, apalagi Sandra.
"Kenapa diam?" dengan menahan amarah di dada, Dina masih bertanya.