"Terima kasih Latifa," kata Gilang sambil menatap wajah ayu latifa yang tertunduk, membuat Gilang semakin terpesona.
Gadis ini seperti bidadari surga yang diturunkan untuknya, yang menolongnya untuk kembali bersujud padaNya. Suara merdunya ketika melantunkan Al-Qur'an seperti air segar yang menyiram hatinya yang kering kerontang. Perilakunya serta pakaiannya yang sopan menggambarkan dia gadis Shaliha, sungguh jauh dibandingkan dengan Yolana. Tiba-tiba dia merasa bersyukur, Yolana telah meninggalkannya. Luka yang tergores dalam, seolah terobati dengan datangnya Latifa. Tentu dia tidak akan tergesa- gesa menyatakan cinta pada gadis itu. Dia harus banyak belajar tentang agama dan  memperbaiki dirinya sebelum melamar. Yang jelas hatinya sudah tidak galau lagi, ternyata dibalik putus cintanya dengan Yolana, ada hikmah yang sunguh  indah.
TAMAT
                                         Â