Mohon tunggu...
Bunda Widya
Bunda Widya Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

Pensiunan. Bergabung di Kompasiana 10 Mei 2013. Nenek seorang Cucu, penggemar setia Timnas Garuda dan Manchester United.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Secangkir Teh

4 Juli 2020   01:08 Diperbarui: 4 Juli 2020   01:00 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto Kompas.com

Secangkir teh menjadi pembunuh. Tanpa basa basi tanpa permisi. 

Aroma pahit menyengat telah kau taburkan di dalamnya. Bukan manisnya angan atau harapnya cinta. 

Secangkir teh menjadi pembunuh. Tanpa rasa tanpa kata.

Memberi getir bukan mendamba bahagia. Bukan pula merajut cipta dan cita.

Secangkir teh menjadi pembunuh jiwaku dalam hanyut cintamu yang terus membelenggu.

Aku terbaring tak berdaya dalam pelukan masa lalumu. Sungguh kamu terlalu.

Bandung 4 Juli 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun