Mohon tunggu...
WIDYA RINDI YANI
WIDYA RINDI YANI Mohon Tunggu... Dokter - MAHASISWA UINSU

Never Give Up

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kebiasaan Jajan Anak Usia Sekolah Mempengaruhi Kesehatan

6 Desember 2019   10:02 Diperbarui: 6 Desember 2019   10:11 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kasus keracunan makanan acap kali terjadi. Peristiwa itu terulang. Terkesan, tidak ada pihak yang mempedulikan keselamatan anak - anak, generasi bangsa Indonesia ini. Para pedagang tega menjual jajanan yang berbahaya demi mendapatkan keuntungan. Sebaliknya, karena alasan sibuk bekerja orang tua tidak sempat membuat bekal bagi anaknya sekolah.

Sebagaimana diberitakan SumutPos.com, peristiwa keracunan jajanan anak terbaru menimpa 30 murid Sekolah Dasar (SD) Alwasliyah di Jalan Bromo, Kelurahan Tegal Sari III, Kecamatan Medan Area. Peristiwa itu terjadi pada Rabu 23 Februari 2011. Awalnya 30 murid yang keracunan itu diketahui membeli dan mengonsumsi minuman kemasan seribuan di kantin. Setelah mengonsumsi minuman tersebut, satu persatu murid yang duduk di kelas IV, V, dan VI mengalami pusing, sakit perut, dan muntah-muntah.

Kemudian sebagian murid yang keracunan itu dibawa ke rumah sakit karena kondisi yang terlalu parah. Para murid membeli minuman tersebut kemungkinan karena tertarik dengan warna mencolok yang sangat menggoda. Pihak dari balai BPOM medan telah mengambil sempel dari minuman tersebut dan akan dibawa kelaboratorium guna dilakukan pemeriksaan. Dugaan sementara, minuman tersebutlah yang mengakibatkan para murid keracunan.

Kebiasaan jajan di sekolah merupakan hal yang sangat biasa dilakukan oleh anak sekolah. Sedikit sekali anak yang tidak suka jajan. Namun sebagian besar anak memang suka sekali jajan, walaupun dirumah ibunya sudah membuat makanan yang bergizi dan menarik untuknya. Namun, sering sekali makanan itu tidak disentuhnya dan ia malah membeli makanan yang ada diluar dengan uang sakunya.

Menurut WHO anak usia sekolah adalah golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun. Anak usia sekolah termasuk kedalam kelompok rentan gizi, karena disaat usia itu mereka masih  belum  bisa memilih makanan yang bergizi untuk dikonsumsi. Mereka masih memilih makanan yang terlihatnya enak saja tanpa melihat kandungan gizinya. Oleh karena itu usia yang tidak termasuk kedalam kelompok rentan gizi yaitu usia 30 sampai sebelum usia lanjut karena mereka sudah mampu memilih makanan yang baik untuk dimakan. Mengonsumsi makanan yang tidak bergizi sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan.

Pada masa pertumbuhan dalam kebutuhan psikologis, seorang anak sangat memerlukan makanan dengan nilai gizi yang cukup. Karena nilai gizi tersebut dapat membantu membangun jasmaninya dan keaktifannya maka dari itu ia membutuhkan jumlah kalori yang cukup besar. Kebiasaan jajan pada anak merupakan salah satu kebutuhan psikologis.

Mudah dipahami, anak--anak yang memiliki kesempatan untuk jajan karena mempunyai uang saku dan sering merasa bangga dan puas. Sebaliknya mereka yang tidak memiliki uang saku sering kali mengalami perasaan tertekan karena mereka tidak dapat memperoleh kesempatan untuk jajan.

Oleh karena itu mereka cenderung memilih jajanan yang murah dan rendah pula kualitas gizinya. Itulah sebabnya anak-anak yang suka makan jajanan yang murah sering terserang penyakit terutama sakit perut, karena  makanan tersebut kurang higienis bahkan ada yang mengandung formalin dan boraks yang dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi kesehatan.

Mengingat kebiasaan jajan dikalangan anak-anak akan berpengaruh terhadap kesehatan, namun bukan berarti kita harus melarang mereka jajan atau tidak memberinya uang saku karena hal tersebut dapat mempengaruhi kebutuhan psikologis dalam masa perkembangan anak.

Ada sebagian orang tua yang memilih alternatif tidak memberi uang saku, tetapi membekali jajan dan minuman dari rumah. Ini memang strategi yang baik, namun ada juga pengaruhnya yang kurang baik bagi anak karena disaat ia melihat teman-temannya asyik memanfaatkan uang sakunya untuk jajan sementara ia sendiri tidak memiliki uang saku untuk jajan di kala itu juga ia merasa tertekan.

Maka solusi terbaiknya yaitu dengan cara mengadakan warung sekolah sehat yang diawasi langsung oleh guru. Pengawasan itu sangat diperlukan untuk menjamin kualitas nilai gizi yang diperlukan para murid dan menjaga kebersihan makanan tersebut. Tujuannya agar anak terhindar dari makanan yang dapat mempengaruhi kesehatannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun