Mohon tunggu...
widya ratu alifia
widya ratu alifia Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hobi saya adalah berenang

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku yang Pandai Menutupi Masalah dengan Senyuman

30 September 2022   00:25 Diperbarui: 30 September 2022   00:27 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hallo , Perkenalkan nama aku Widya Ratu Alifia. Dulu aku terlahir dari keluarga yang sangat harmonis , setiap hari aku , ayah , ibu dan kedua adik ku melakukan kegiatan seperti biasa aku dan adik pertama ku berangkat sekolah , ayah ku pergi bekerja sedangkan ibu dan adik kedua ku tetap dirumah. Ibuku melakukan kegiatan selayaknya ibu rumah tangga, merapihkan rumah seperti menyapu, mengepel, dan mengerjakan tugas yang lainnya terutama memasak.

Hari demi hari aku lewati, saat itu aku kelas 7 SMP selama hidup sampai kelas 7 SMP aku merasa anak yang paling beruntung mempunyai keluarga yang harmonis dan sangat sayang kepadaku, tak pernah terlewat tiap bulan kami pergi berlibur. Ayah dan Ibu ku selalu membuat aku dan adik adiku bahagia , ayah dan ibuku selalu membuat anak anaknya merasa paling beruntung mempunyai orang tua yang sangat sayang kepada aku dan adik adiku. Pada tanggal 21 Febuari 2018 ayah dan ibu ku tiba tiba bertengkar hebat entah apa yang mereka bahas yang jelas seumur hidupku yang tidak pernah melihat ayah dan ibuku bertengkar saat itu aku menyaksikan langsung dengan mata ku sendiri.

Malam itu , adik adik ku sedang tertidur pulas tiba tiba semua terbangun karna mendengar ibuku membuka pintu sambil meneteskan air mata sambil berkata kepada ku "wid, ibu nitip medyn sama bibil jagain adik adik kamu , ibu pergi dulu" tak sempat aku bertanya kemana ibu akan pergi. Malam itu aku kedua adik ku dan ayah ku semua menangis entah apa yang terjadi di tengah suasana sedih itu ayahku berkata "widya , kalo ayah sama ibu cerai gapapa kan?" seketika bingung harus menjawab apa akhir nya aku menjawab " kenapa yah? gapapa kalo emang jalannya harus gini" jawabku dengan nada seperti tak sadar aku berbicara apa yang jelas saat itu aku shock karena menyaksikan keduanya bertengkar hebat.

Tak pernah lupa aku selalu merangkul adik adiku agar tetap kuat menghadapinya. Dua minggu telah berlalu setiap hari aku dihantui pertanyaan "kemana ibu? aku kangen ibu" inginku menanyakan dimana ibu kepada ayah tapi aku tidak mau membuat ayahku sedih mengingat hubungannya dengan ibu sedang tidak baik baik saja. Adik ku perempuan berumur 10 tahun saat itu dan adik laki laki ku berumur 4 tahunm Kami masih sangat kecil untuk mengerti.

Selama hampir 1 bulan aku menggantikan posisi ibu dirumah , aku mengerjakan semua yang biasa di kerjakan ibu sedangkan umurku saat itu belum bisa mengerjakan semua itu dengan sempurna , terkadang masih banyak aku melakukan kesalahan seperti aku lupa mematikan kompor , makanan yang aku masak kurang enak , aku mengepel lantai terlalu basah dan kesalahan kesalahan lainnua . Setelah beberapa minggu aku memberanikan diri untuk menyusul ibuku kerumah nenek ku. 

Anehnya au di beri izin untuk bertemu ibuku oleh ayahku sedangkan adik adik ku dilarang bertemu dengan ibuku , setelah aku menyusul kerumah nenek ku seketika ibuku langsung memeluk ku sambil menangis di pundaku dan meminta maaf  "wid maafin ibu gabisa pulang kerumah lagi, ayah kamu ga ngejemput ibu dan terpaksa ibu sama ayah harus cerai , nanti juga kamu paham masalahnya apa" aku pum tak kuasa meneteskan air mata tidak pernah menyangka aku akan ada di posisi kehilangan keluarga ku yang aku kenal sangat harmonis dan selalu membuatku bahagia lalu sekarang aku dan adik adiku dipaksa harus mengerti masalah orang tuaku.

Selama 3 bulan aku tinggal bersama ayah seperti biasa aku selalu megerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun aku tidak sanggup untuk menjadi pengganti ibu dan akhirnya aku memutuskan untuk tinggal bersama ibuku , sedangkan adik adiku tidak mendapat izin dari ayahku untuk bertemu dengan ibu ku entah apa yang menjadi alasanya untuk melarang hal itu. Padahal aku sering melihat adik adiku menangis sambil berkata "kak bibil kangen ibu , bibil kangen tidur sama ibu kenapa ibu ga pulang pulang" tak tahu apa yang harus aku jawab , aku tidak mau membuat adiku bersedih apalagi adik kecilku. Selama 1 taun kurang adik adiku tidak bertemu dengan ibu ku , ayahku memberikan kesempatan untuk mereka bertemu dengan ibuku.

Momen haru saat itu adik kecil ku memeluk ibuku dan meneteskan air mata sambil mengeluarkan curahan hati nya yang membuat aku dan ibu ku menangis. Adiku yang kecil berkata " Ibu tau ga bibil udah sekolah ? bibil udah bisa baca bibil udah punya temen baru sekarang tapi bibil sedih temen temen bibil dianter sekolah sama ibunya kalo bibil sama ayah, gapapa ya bu ayah disuruh bibil pake kerudung supaya kaya ibu". Aku tahu adiku sangat merindukan sosok ibu di hidupnya namun apalah daya kedua orang tua ku sama sama egois dan tidak mau memperbaiki semuanya. Dan akhirnya anak anaklah yang menjadi korban nya.

Ini adik ku yang paling kecil sosok laki laki kuat , ia bisa ikhlas menerima perceraian orang tuanya meskipun aku tau ia juga merindukan sosok ibu di dalam hidupnya apalagi di umurnya yang masih sangat belia. Namun apalah daya dia tidak bisa seperti anak anak lainnya yang bisa mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Tapi ia tetep kuat menerima semuanya sampai sekarang. Saking mungkin tertekan adikku menulis diary yang menjadi tempatnya untuk bercerita

"aku selalu dimarahin sama semua keluarga

aku pingin di nene bersama ibu tapi dulu sudah terlambat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun