Beberapa hari lalu saya mendapatkan kejutan manis yang berasal dari Greenpeace Indonesia. Lomba blog, gawe mereka yang saya ikuti menempatkan saya sebagai salah satu dari tiga blogger terbaik. Buat saya pribadi ini pencapaian yang penting. Norak? Enggak ah,biasa aja. Karena selalu ada cerita di balik peristiwa.
Sejujurnya, gairah menulis saya baru saja pulih setelah mengalami vakum sekian lama. Yang saya maksud disini adalah menulis di blog pribadi, non komersial, juga di media massa. Kalau menulis di blog bisnis, sih masih. Beberapa tahun lalu saya memang aktif menulis di blog dan media cetak. Tulisan saya dimuat di beberapa media cetak. Namun kemudian saya mengalami kelesuan menulis. Jangan tanya kenapa?
Sampai suatu saat entah bagaimana awalnya saya lupa. Saya bergabung dengan komunitas ibu-ibu yang mempunyai hobi menulis. Awalnya sekedar menjadi pengamat diam-diam di group tersebut. Namun lama-kelamaan mulai aktif bahkan tergoda pula untuk mengikuti kursus penulisan secara online yang diadakan oleh komunitas tersebut. Singkat cerita, saya kembali mendapatkan antusiasme menulis.
Di saat yang sama, saya juga mendapatkan support yang luar biasa dari suami. Beliau memang mentor menulis sekaligus terkadang menjadi editor yang sukarela menyunting tulisan-tulisan saya, meski kadang rada “killer”. Nah, akhir tahun lalu saya juga bergabung dengan dua komunitas blogger. Benar saja dugaan saya. Ingin jadi penulis, ya berteman dengan sebanyak mungkin penulis. Ingin menjadi blogger juga cari teman para blogger. Intinya, berkomunitas.
Komunitas tidak hanya mengup-grade kemampuan saya, secara teknis. Namun komunitas itu bagaikan lilin. Meminjam istilah Mbak Jennie S Bev, dalam sebuah e-booknya. Bahwa kita semua adalah lilin. Jika satu tersulut dan rela menyundut yang lain, maka lilin yang lainpun serta merta akan menyala. Satu persatu teman yang tadinya tak punya latar belakang penulis berhasil “pecah telor”. Ada yang menang kompetisi penulisan, banyak yang tulisannya dimuat di media cetak, bahkan beberapa teman berhasil menerbitkan buku solo.
Sukses “pecah telor” teman-teman ini melecut saya. Ah, saya juga pasti bisa. Maka akhir tahun lalu saya meng azamkan, bahwa tahun 2014 saya harus bisa menerbitkan buku solo. Perjalanan menerbitkan buku ternyata sangat menantang. Saya tersandung-sandung bahkan terjatuh. Bukan soal. Di tengah perjalanan tersebut saya melihat postingan teman tentang lomba blog greenpeace. Wah, temanya gue banget ini. Tanpa ba bi bu saya langsung ikut. Ini saya lakukan sebagai tempat mencari keseimbangan dan refreshng sejenak dari deadline menulis buku saya yang sungguh tidak mudah. Ternyata saya menang pada lomba blog pertama ini.
Peristiwa ini kemudian menjadi renungan saya dua hari ini. Betapa saya harus berterimakasih kepada komunitas saya. Merekalah yang rela menjadi lilin yang menyundut untuk menyalakan lilin-lilin lainnya. Dan sejak hari ini saya bertekad, bahwa saya juga akan menjadi penyulut lilin-lilin lain yang belum menyala. Lalu bersama, kumpulan lilin-lilin ini akan makin terang….dan makin terang. Semoga …
Didedikasikan kepada:
- Ibu-ibu Doyan Nulis
- Kumpulan Emak Blogger
- Warung Blogger