Mohon tunggu...
Widya Nova
Widya Nova Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura

mahasiswa semester akhir jurusan Agribisnis Universitas Trunojoyo Madura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keunikan Sapi Sonok

20 Oktober 2021   21:48 Diperbarui: 20 Oktober 2021   21:54 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senin (11/10) -- Kegiatan Pusat Riset dan Pengembangan (Risbang) Sapi Madura yang dilaksanakan selama tiga hari oleh Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan survei lapangan oleh dosen dan mahasiswa Agribisnis serta Focus Group Discussion (FGD). Hal ini bertujuan menggali informasi terkait keberadaan sapi Madura yang terdapat di Pamekasan.

Acara FGD dilaksanakan di kantor kepala desa Batu Bintang, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan. Acara yang bertema "peran peternak dalam pengembangan kawasan pemurnian sapi Madura" ini dihadiri oleh Camat, Kepala desa serta 11 peternak desa Batumarmar.

Fahmi, selaku camat Batumarmar menjelaskan bahwa kecamatan Batumarmar menjadi salah satu wilayah pengembangan sapi Madura dengan program satusaka yang bertujuan untuk melestarikan kearifan sapi Madura.

"Tahun 2009, pemerintah Kabupaten Pamekasan melalui Dinas Peternakan melakukan pengembangan sapi Madura dengan mengadakan program satusaka, jadi sapi jenis lain yang datang ke Madura diseleksi dan diusahakan untuk tidak dibudidaya. Dan ini sudah ada regulasinya" jelas Fahmi.

Fahmi menambahkan, Salah satu sapi Madura yang dibudayakan yaitu sapi Sonok. Pembudidayaan tersebut menjadi salah satu pertimbangan ekonomi.

"Banyak peternak sapi di Batu Bintang memilih untuk budidaya sapi Sonok karena Sonok dijadikan pertimbangan ekonomi," ujar Fahmi.

Selain pertimbangan ekonomi, harga jual yang tinggi dan hobi menjadi motivasi peternak sapi Sonok dalam beternak sapi, bahkan Peternak tidak terlalu memperdulikan besaran pengeluaran saat adanya perlombaan, hal ini dijelaskan oleh Sai'man salah satu peternak.

"Kebanyakan warga memilih budidaya sapi Sonok karena hobi dan nilai jual tinggi. Saat perlombaan, peternak tidak begitu peduli menang atau kalah karena hobi, tetapi jika menang menjadi nilai tambah karena ketika dijual harganya bisa tiga kali lipat," papar Sai'man.

Hal serupa juga dipaparkan oleh Abdurrahman selaku peternak sapi Sonok. Biaya perawatan yang tinggi tidak menjadi halangan bagi peternak dalam budidaya dikarenakan sudah hobi.

"Meskipun biaya perawatan tinggi, seperti makan, obat dan lain sebagainya, yang namanya hobi pasti tetap dilakukan," jelas Abdurrahman.

Dari segi tingkah laku, Sapi Sonok memiliki keunikan tersendiri. Sapi yang setiap sore dilatih jalan ini mudah dilatih agar jalannya seirama seperti model. Begitu juga dengan perawatannya, sapi Sonok memang berbeda dengan sapi lainnya. Sapi Sonok diberi pakan rumput gajah sebanyak tiga kali sehari, dimandikan secara rutin dengan sampo, dipijat, kuku dipotong tiga bulan sekali, serta pemberian jamu. Ramuan jamu yang diberikan berasal dari campuran jahe, bawang putih, bawang merah yang diberikan sehari sekali tepatnya di malam hari. Perawatan ini bertujuan agar badan sapi menjadi ideal.

"setiap sore, saya menggiring sapi ke jalan. Saya latih sapinya agar jalannya pelan -- pelan dan terlihat elok," tambah Abdurrahman.

Lain halnya di desa Blaban Kecamatan Batumarmar, kebanyakan peternak membudidayakan sapi lokal Madura yang tidak di sonokan. Seperti sapi milik Syamsul Arifin, ia menjelaskan bahwa sapi yang dimiliki hanya sapi lokal pedaging saja.

"Sapi saya sebanyak lima ekor tetapi bukan jenis sapi Sonok semua tapi sapi pedaging," papar Arifin.

Menurut Arifin perawatan sapi Sonok dengan sapi Madura (baca: tidak di sonokan) berbeda jauh. Untuk sapi Madura tidak ada perawatan khusus seperti pemberian jamu, pemijatan dan lain sebagainya.

"kalau sapi Sonok pemberian makannya harus diatur, jamunya mahal jadi biayanya juga tinggi. Lain lagi dengan sapi Madura ini, pemberian pakan hanya rumput liat atau gulma yang mudah di cari di sawah-sawah," Jelas pria usia kepala tiga tersebut.

Selain mempunyai sapi, Arifin juga mempunyai lahan pertanian dan gembala kambing untuk tambahan biaya hidupnya.

"awal mula punya sapi, saya jual kambing lalu keuntungannya saya belikan sapi. Biaya perawatan sapi mahal, apalagi biaya saat sakit. Tapi untungnya untuk sapi ini tidak ada pakan khusus hanya rumput liar jadi tidak ada biaya untuk sewa lahan untuk budidaya rumput gajah," keluh Arifin.

Lain halnya dengan peternak sapi sonok, peternak sapi Madura ini memilih budidaya sapi Madura untuk mendapatkan keuntungan yang nantinya bisa dibelikan bibit sapi yang lebih unggul.

"Memang benar sapi Sonok kalau dijual mahal, lebih mahal daripada sapi pedaging tapi dilain sisi biaya perawatan dan lain sebagainya juga mahal. Kalau sapi ini setidaknya cukup buat tabungan, kalau terjual mahal nanti beli sapi pedaging yang lebih unggul lagi," jelas Arifin.

Lainnya halnya menurut Moksan, pria yang saudah beternak lebih dari 20 tahun tersebut menjelaskan bahwa tidak ada pemberian jenis pakan pasti untuk sapi Madura pedaging.

"Semua tergantung peternaknya, ada yang memberikan rumput liar, rumput gajah. Kalau pemberiannya berkualitas tentu juga akan berdampak pada kualitas sapinya. Meski sapi saya jenis pedaging tetapi tetap diberi makan tambahan seperti bubur, air tajin," Ujar pria berkepala enam tersebut.

Terkait pemasaran sapi Madura, Moksan memaparkan tidak ada perbandingan dengan pemasaran sapi Sonok.

"Pemasarannya sama saja, kebanyakan pembeli langsung datang ke peternak dan terkadang juga dibawa langsung ke Pasar tetapi lokasi pasar sangat jauh sehingga perlu biaya tambahan," ujar Moksan.

Meski di Desa Batumarmar identik dengan ternak sapi Madura, namun tidak ada ikatan antara peternak dengan kelembagaan. Salah satu peternak di Batumarmar menjelaskan bahwa dalam kurun waktu ini tidak ada kelembagaan dari pemerintah yang memfasilitasi peternak sapi dalam pembudidayaan. Moksan berharap agar adanya progam pelatihan perawatan sapi Sonok diadakan kembali.

"Dulu pernah ada program dari pemerintah, program pembudidayaan sapi. Peternak diberi sapi untuk dirawat setelah dirawat sesuai waktu yang ditentukan sapi diambil lalu diganti uang 20 juta. Tetapi saat ini tidak ada lagi, jadi saya berharap agar program pelatihan bisa dijalankan lagi," Harap Moksan (wid)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun