Mohon tunggu...
Widya
Widya Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKes Mitra Keluarga

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aktivitas-Aktivitas yang Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada Lansia

7 Oktober 2022   19:27 Diperbarui: 7 Oktober 2022   19:38 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: istockphoto.com


Setiap masa yang akan dilalui manusia merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat terulang kembali. Hal yang akan terjadi pada masa awal perkembangan individu, akan memberikan pengaruh yang sangat besar untuk memasuki tahap selanjutnya. 

Salah satu tahap yang akan dilalui oleh individu adalah masa tua/masa lanjut usia. Memasuki masa tua/masa lanjut usia yang sejahtera merupakan dambaan bagi setiap individu yang memasuki fase lansia. Lansia adalah individu yang telah memasuki usia 60 tahun (Dyah & Fourianalistyawati, 2018). 

Lansia akan mengalami perubahan fisiologis, kemampuan motorik, perubahan sosial serta psikologis. Beberapa masalah yang terjadi pada kehidupan lansia akibat adanya ketidakmampuan menerima perubahan pada dirinya (Oktaviana, 2018). Kondisi seperti itu dapat dialami oleh lansia karena tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki oleh lansia rendah. 

Oleh karena itu, kesejahteraan psikologis pada lansia perlu mendapatkan perhatian khusus agar dapat hidup secara lebih produktif sesuai dengan kemampuan dimilikinya.

Kebahagiaan dan kesuksesan lansia dapat tercapai salah satunya dengan terpenuhinya kebutuhan akan kesejahteraan psikologis. Kesejahteraan psikologis (psychological well-being) merupakan pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan pada dirinya dengan apa adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi positif, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan dan terus bertumbuh secara personal (Dyah & Fourianalistyawati, 2018). 

Tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya terdapat dukungan sosial dari keluarga, selain itu jika tidak adanya dukungan sosial dari keluarga maka akan melakukan aktivitasnya kurang bermanfaat.

Salah satu penelitian yang dilakukan (Ulfa, 2020) menemukan bahwa banyak hal yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis yang dirasakan oleh lansia yang melakukan aktivitas dalam mengasuh cucu berada pada kategori tinggi (Juaningsih & Wangi, 2017). 

Sehingga dengan mengasuh cucu lansia merasa hidupnya lebih bermakna dan memiliki tujuan hidup. Pada dasarnya interaksi antara lanjut usia dengan cucu mereka dapat berdampak baik pada kesehatan mental lansia, menghilangkan kepenatan dan kesepian lansia, serta lansia yang banyak berinteraksi dan bermain dengan cucu memiliki rasio kematian lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak melakukan hal tersebut (Hilbrand et al., 2017). 

Bermain dengan cucu kadang melelahkan bagi kakek dan nenek, namun momen dalam bermain dengan cucu hal yang paling sangat menyenangkan. Bermain dengan cucu akan menciptakan hubungan emosional diantara keduanya. Hal tersebut dapat memperbaiki kondisi dalam kesehatan mental, mengurangi risiko depresi di usia tua.

Aktivitas yang dapat dilakukan dalam bermain bersama cucu yaitu bernyanyi, menggambar, menghabiskan waktu ditaman, serta berjalan-jalan kecil. Waktu yang dibutuhkan para kakek dan nenek dalam bermain dengan cucu tidaklah cukup lama, hanya membutuhkan waktu kurang dari lima kali dalam sepekan (Silaen, 2017). 

Oleh karena itu pada lansia, dengan melakukan aktivitas ini dapat membantu lansia tetap aktif dan mencegah penurunan fungsi kognitif, jika dibandingkan dengan para kakek dan nenek yang hanya bermain dengan cucunya sekali dalam seminggu.


DAFTAR PUSTAKA:

Dyah, A. S. P., & Fourianalistyawati, E. (2018). Peran Trait Mindfulness Terhadap Kesejahteraan Psikologis Pada Lansia. Jurnal Psikologi Ulayat, 5(1), 109. https://doi.org/10.24854/jpu12018-115

Hilbrand, S., Coall, D. A., Gerstorf, D., & Hertwig, R. (2017). Caregiving within and beyond the family is associated with lower mortality for the caregiver: A prospective study. Evolution and Human Behavior, 38(3), 397–403. https://doi.org/10.1016/j.evolhumbehav.2016.11.010

Juaningsih, T., & Wangi, E. N. (2017). Studi Deskriptif Mengenai Psychological Well-Being pada Wanita yang melakukan Grandparenting Tipe Involved di Desa Sarimahi. Prosiding Psikologi, 2, 969–975.

Oktaviana, E. S. (2018). HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN SELF EFFICACY DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA. https://repository.unair.ac.id/84892/4/full text.pdf

Silaen, F. (2017). Manfaat main bersama cucu. https://www.google.com/amp/s/beritagar.id/artikel-amp/gaya-hidup/manfaat-main-bersama-cucu

Ulfa, G. (2020). Hubungan Antara Stress, Harga Diri dan Dukungan Sosial Terhadap Kesejahteraan Psikologis Pada Lanjut Usia. Program Magister Psikologi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, 274–282.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun