Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahkan Amerika Pun Belum Pernah Punya Presiden Wanita

3 April 2021   05:23 Diperbarui: 3 April 2021   05:28 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pahlawan Wanita Indonesia (Sumber: https://pustakatips.wordpress.com/ via hipwee.com)

Di Indonesia bulan April identik dengan emansipasi wanita. Pada bulan inilah Pahlawan Nasional dalam hal emansipasi wanita, Ibu Kita Kartini, lahir di dunia.

Berbicara emansipasi wanita, kiranya saat-saat ini di Indonesia sudah berkembang dengan sangat pesat. Hampir di semua bidang yang biasanya dikerjakan oleh laki-laki dewasa ini sepertinya wanita Indonesia juga bisa berperan dan bekerja di sana, misalnya mulai dari TNI, Polisi, insinyur, bahkan sampai petinju.

Dalam dunia pendidikan pun dewasa ini sepertinya sudah tidak ada sekat sama sekali antara pria dan wanita. Bidang-bidang pendidikan yang sebelumnya didominasi oleh pria ternyata juga bisa dan diminati oleh wanita. Sebagai contoh pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Otomotif misalnya, juga ada siswa wanita.

Tetapi meskipun emansipasi sudah bukan menjadi hal yang asing hampir di semua bidang, dalam hal-hal tertentu dominasi laki-laki belum bisa tergantikan. Yang paling mudah diamati adalah peran wanita dalam memimpin suatu bangsa atau negara.

Meskipun dalam sejarah peradaban bangsa-bangsa pernah dikenal ada wanita-wanita hebat yang memimpin negara seperti Cleopatra, Ratu Elizabeth, Margaret Thatcher, serta Angela Merkel, namun dominasi pria dalam memimpin negara masih belum bisa dipatahkan. Bahkan negara dedengkot demokrasi seperti Amerika pun, sejak berdirinya sekitar lebih dari dua ratus tahun lalu sampai saat ini belum pernah mempunyai presiden wanita. Dalam hal ini rasanya mereka kalah dengan Indonesia yang sudah pernah menempatkan Megawati sebagai presiden wanita pertama di negeri ini.

Dominasi pria dalam kursi pemimpin tertinggi suatu negara tersebut rasanya sesuai dengan apa yang dinashkan Al-Qur'an. Arrijalu qowwamuna 'ala nisa, laki-laki adalah pemimpin bagi wanita, begitulah firman Allah dalam kitab suci umat Islam.

Tetapi meski demikian, hal itu sama sekali tidak merendahkan martabat wanita, tetapi lebih pada menempatkan wanita sesuai dengan kodratiyahnya. Posisi wanita dalam Islam, meski bukan sebagai pemimpin tertinggi juga sangat mulia dan tinggi. Surga ada di bawah telapak kaki ibu, sabda Nabi Muhammad SAW. Ibu lebih mulia tiga kali dibanding ayah, isi hadist Nabi SAW yang lain.

Begitulah, memang banyak pemimpin-pemimpin dunia dalam sejarahnya adalah seorang pria. Tetapi yang tidak bisa dipungkiri adalah semua pemimpin besar itu, kecuali Nabi Adam, pasti lahir dari rahim seorang wanita. Lahirnya pemimpin dari wanita ini tentu tidak bisa diartikan secara biologis saja, tetapi juga pendidikan yang ia berikan selama masa anak-anak menuju dewasa.

Karena seorang ibu adalah guru pertama bagi anak-anaknya yang kelak akan menjadi pelaku sejarah di atas dunia, maka pendidikan karakter bagi seorang wanita seharusnya benar-benar diperhatikan. Selain semangat emansipasi, menurut penulis ada baiknya juga di sekolah-sekolah saat ini pada murid perempuan ditanamkan bagaimana mendidik generasi yang baik. Pendidikan bagaimana menanamkan karakter pada generasi selanjutnya pada para calon ibu sepertinya perlu untuk diberikan dan ditekankan di tengah budaya viral yang tidak jarang berakibat pada merosotnya karakter bangsa.

Itulah peran besar wanita yang tidak pernah bisa digantikan oleh seorang pria. Sebuah peran besar wanita yang tentu tidak bisa dijalankan dengan pendidikan yang abai dan alakadarnya. Peran besar yang seharusnya mendapat perhatian besar dari semua bangsa dan negara. Sebuah peran besar yang seharusnya tidak pernah boleh diabaikan dan disepelekan: sebagai pencetak generasi dan pemimpin dunia...I]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun