Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jenderal Moeldoko Mungkin Bisa Mengkudeta Demokrat, Tetapi Mampukah Mengkudeta Hati Rakyat?

8 Maret 2021   06:29 Diperbarui: 8 Maret 2021   07:36 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moeldoko - AHY (Sumber: ayojakarta.com)

Pada saat seputar Pilpres 2019 dulu saya sempat ngobrol dengan seorang ibu yang sudah berumur paruh baya yang termasuk keluarga saya. Pendidikan tertinggi beliau SD dan jelasnya tidak begitu tahu seluk beluk pusaran politik tingkat tinggi negeri ini. Yang beliau tahu adalah informasi dan mungkin iklan atau berita yang berseliweran di televisi. Dengan modal informasi itu ia memutuskan untuk memilih Capres 01. Mengapa demikian? Karena menurut penilaiannya lebih sabar, berlawanan dengan Capres 02. Saya mencoba memberikan pandangan lain untuk mengimbangi, tetapi sepertinya keputusannya telah bulat: 01 yes, 02 no way.

Moeldoko (Sumber: beritasatu.com)
Moeldoko (Sumber: beritasatu.com)

Pusaran perpolitikan tanah air saat-saat ini sedang dihebohkan dengan adanya kudeta Partai Demokrat. Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengambil alih pimpinan tertinggi melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang diselenggarakan di Sumatera Utara Jum'at, 05 Maret 2021. Maka terjadilah dualisme kepemimpinan pada tubuh Partai Berlambang Mercy, versi Mayor Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) versus Jenderal Moeldoko.

Secara  sah legal yang diakui oleh Pemerintah saat ini adalah versi AHY. Tetapi tidak menutup kemungkinan versi Moeldoko akan bisa mendapatkan SK Kemenkumham dan menjegal kepemimpinannya. Berkaca dari kisruh dualisme partai-partai sebelumnya seperti PKB, Golkar, dan PPP misalnya segala kemungkinan masih bisa terjadi.

AHY (Sumber: kompas.tv)
AHY (Sumber: kompas.tv)

Tentu Kubu AHY tidak tinggal diam, konsolidasi segera dilakukan. Mereka sepertinya juga masih mendapatkan banyak dukungan. Tetapi sekali lagi semua kemungkinan bisa terjadi. Hal itu diperkuat juga dengan posisi Moeldoko yang dekat dengan kekuasaan saat ini.

Beberapa pihak, termasuk Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mensinyalir adanya Kudeta Demokrat berkaitan dengan Pilpres 2024. Nah, seandainya Moeldoko sukses di Kemenkumham dan benar-benar sukses mengkudeta Demokrat, maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah ia bisa mengkudeta hati rakyat di 2024?

Berkaca dari Pilpres secara langsung oleh rakyat, nama-nama yang menjadi pemenang Pilpres adalah mempunyai prestasi yang ikonik atau dikenal luas di pemerintahan. Misalnya Presiden SBY terpilih karena sebelumnya telah malang melintang di pemerintahan sebagai menteri pada masa dua Presiden, Gus Dur dan Megawati. Sebelumnya ia juga dikenal mempunyai karir yang mentereng di TNI.

Dari sebelumnya menjadi Wali Kota Solo, Jokowi mencuat setelah memperkenalkan Mobil Esemka. Pada saat menjadi Gubernur DKI ia dikenal luas dengan gaya kepemimpinannya yang turun langsung. Ia pun akrab dengan istilah blusukan. Ia dikenal dengan image yang merakyat dan sederhana. Nilai plus yang lain adalah didukung partai yang besar, PDI Perjuangan.

Di sisi lain Moeldoko rasanya belum bisa menunjukkan hal itu. Ia memang Jenderal dan Mantan Panglima TNI. Tetapi jika dibandingkan juga ada Mantan Panglima dan Jenderal yang ternyata tidak berhasil dalam Pilpres. Misalnya Wiranto dengan Hanura-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun