Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menuju Indonesia Punah

14 Juni 2020   13:40 Diperbarui: 14 Juni 2020   13:51 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Vaksinnya vaksin palsu
kurikulumnya tak menentu
sarapan paginya bakso formalin
suri tauladannya artis sinetron
sedikit cubit lapor polisi
berangkat ujian beli contekan
itulah secuil mimpi indah generasi ke depan

Jangan bilang para atasan, ini bisa memperjelek laporan
jangan bilang anggota dewan, kasihan beliau masih sibuk membuat aturan
tentu saja bukan hanya untuk memperkaya diri
bukan hanya untuk kolega dan teman
katanya untuk rakyat Indonesia
termasuk kita-kita juga

Masa depannya jangan terlalu dirisaukan,
untuk sekedar hidup tidak butuh bijak dan pandai
nanti emas, gunung dan laut bisa di urusi negeri tetangga
kebutuhan hidup sudah disuplai dari sana
prestasinya?, itu bisa lewat belakang
kebahagiaannya?, obat penenang tersedia di toko terdekat
keluarganya?, gonta-ganti pasangan toh sudah biasa
jika ada yang terpaksa pandai?, kirimkan saja ke luar negeri
biarkan mereka sukses di sana
jika ada negara lain yang hebat karenanya
bukankah kita bisa merintih bangga?

Satu-satunya yang perlu kita ajarkan disini hanyalah membuat peti-peti dan nisan-nisan
untuk jaga-jaga jika di hari tua mereka ditembaki atau dijatuhi hukuman
karena mencuri ketela di tanah bekas warisan...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun