Kandidat Idaman HRD =Citra Diri yang Otentik
Oleh: Widodo, S.Pd.
Dalam dunia kerja modern, perusahaan bukan hanya sekadar tempat bekerja, tetapi juga merupakan bentuk organisasi yang memiliki sistem terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu bagian penting dalam struktur itu adalah Human Resources Department (HRD) atau Sumber Daya Manusia (SDM). HRD memainkan peran vital dalam merekrut dan menyeleksi karyawan yang tepat agar tujuan organisasi perusahaan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Sebuah organisasi ibarat tim besar yang terdiri dari berbagai sumber daya manusia dengan latar belakang, kepribadian, dan keahlian yang berbeda-beda. Justru karena keberagaman itulah sebuah organisasi bisa berkembang, selama anggotanya dapat bekerja sama dan saling melengkapi dalam menjalankan peran masing-masing. Perusahaan tidak mencari karyawan sempurna, melainkan pribadi yang mampu berkontribusi secara unik dalam kerja tim.
Agar seseorang dapat menjadi kandidat idaman bagi HRD, dibutuhkan lebih dari sekadar ijazah dan pengalaman. Salah satu kunci pentingnya adalah personal branding. Personal branding mencerminkan siapa kita, apa kelebihan kita, dan bagaimana kita dikenal oleh dunia profesional. Seorang pencari kerja yang ideal adalah ia yang memiliki nilai atau prinsip hidup yang jelas, menguasai keahlian sesuai kebutuhan industri, aktif berbagi konten berkualitas di media sosial, memiliki jaringan profesional, serta menunjukkan tampilan kepribadian yang menarik dan terus belajar. Semua hal ini sebaiknya terangkum dalam curriculum vitae atau portofolio digital yang terstruktur dan menarik.
Saya pun pernah mengalami proses melamar pekerjaan, dan salah satu tahap yang paling membuat saya khawatir bukanlah tes IQ atau EQ, melainkan tes wawancara. Di sinilah kepribadian seseorang benar-benar diuji. HRD dapat membaca keaslian sikap dan pandangan kita dari bagaimana cara kita menjawab, menatap, serta membawa diri. Salah satu pertanyaan yang saya ingat adalah: "Berapa gaji yang Anda harapkan?" Saat itu saya menjawab dengan angka yang realistis, sedikit di atas UMR, dan sesuai dengan riset saya tentang standar gaji di perusahaan tersebut. Ada teman saya yang menjawab lebih tinggi, ada pula yang bersedia digaji standar. HRD pun tidak menyalahkan atau membenarkan jawaban kami secara langsung. Pada akhirnya, karyawan yang diterima berasal dari berbagai latar belakang, dengan gaji yang disesuaikan berdasarkan keahlian dan posisi kerja masing-masing.
Dari pengalaman tersebut saya belajar bahwa menjadi kandidat idaman bukan soal siapa yang paling pintar, tetapi siapa yang paling mampu menampilkan citra diri yang otentik, percaya diri, dan bernilai. HRD tidak hanya menilai dari aspek kemampuan teknis, tetapi juga dari nilai-nilai pribadi yang dibawa oleh kandidat.
Sebagai penutup, tampilkanlah citra diri yang positif, profesional, dan memiliki nilai jual tinggi. Personal branding yang kuat akan menjadi jembatan menuju pintu perusahaan impian Anda. Karena pada akhirnya, dunia kerja adalah tempat di mana identitas, keahlian, dan sikap saling berpadu membentuk kesuksesan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI