Mohon tunggu...
Widodo Surya Putra (Mas Ido)
Widodo Surya Putra (Mas Ido) Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Arek Suroboyo | Redaktur renungan kristiani | Penggemar makanan Suroboyoan, sate Madura, dan sego Padang |Basketball Lovers & Fans Man United | IG @Widodo Suryaputra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran Berbagi dari Warung Sate "Bang Toto"

28 September 2017   10:08 Diperbarui: 28 September 2017   17:40 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Sate Kambing Bang Toto (Muh Radlis-Tribun Jateng)

Jika mau dicari, sebenarnya di sekitar kita ada banyak orang yang hidupnya bisa menjadi inspirasi, sekalipun yang mereka lakukan adalah tindakan yang sederhana. Mungkin awalnya, apa yang mereka lakukan tak ada yang mengekspos, hanya beredar secara viral dari mulut ke mulut, tetapi lambat laun tindakan insiratif itu berbunyi cukup kuat dan tak dapat ditahan lagi. Itulah yang tergambar dari tindakan berbagi yang dilakukan pasangan Toto Setiarto dan Danella Martias. Pasangan ini membuka usaha sate kambing muda di jalan Jeruk nomor 10, Pekalongan, yang diberi nama Sate Kambing Muda "Bang Toto". Apa yang spesial dari warung sate ini? 

Sekilas warung yang terletak di pinggir jalan ini tampak tak berbeda dengan warung sate kambing lainnya. Namun, jika Anda berkunjung ke sana pada hari Selasa, bersiaplah untuk kecewa, karena warung itu ditutup untuk konsumen (pembeli) umum. Tutup, tetapi masih ada aktivitas di dalamnya, termasuk ada orang-orang yang makan di dalam warung. "Kok tutup, tetapi ada yang makan? mungkin Anda bertanya demikian.

Ya, pemilik warung sengaja menutup warung setiap Selasa (untuk umum), tetapi  warung sate tetap buka untuk "para undangan" seperti penarik becak, kuli pasar, atau tukang parkir. Mereka sudah tahu bahwa hari Selasa adalah waktunya mereka "berpesta" dengan penyelenggara Sate Kambing Muda "Bang Toto". Hidangan berupa nasi, lauk (sate atau gulai kambing), lengkap dengan minuman pun sudah menanti di dalam warung, siap untuk dipesan dan dinikmati, tanpa bayar!

Tindakan inspiratif itu mulai dilakukan sekitar setahun lalu, tepatnya pada September 2017, menjelang berangkat umroh ke Tanah Suci. Namun, setelah umroh dilakukan, tindakan berbagi kepada kaum dhuafa itu tak dihentikan, tetapi justru menjadi rutinitas setiap Selasa. Seperti penuturan pemilik di salah satu stasiun swasta beberapa waktu lalu, Danelle mengaku setiap Selasa dia akan menyediakan olahan daging kambing muda berupa sate dan gulai. Makan gratis bagi kaum dhuafa itu dibuka sejak pukul 09.00 hingga 21.00 dengan ketentuan jika masakan habis sebelum warung tutup, berarti program makan gratis itu pun juga berakhir. 

Rasa syukur sekaligus ucapan terima kasih pun disampaikan oleh orang-orang yang telah mengecap kebaikan dari pemilik warung sate ini. Saat diwawancarai oleh salah satu program talkshow televisi swasta beberapa waktu, beberapa penarik becak mengaku senang bisa menikmati hidangan spesial setiap Selasa. Saya pun angkat jempol dua untuk kebaikan hati dari pemilik warung sate tersebut, karena tak semua orang bersedia melakukannya, sekalipun secara kemampuan finansial jauh lebih baik dari pasangan Toto dan Danella.

****

Sungguh mulia tindakan dari pasangan Toto dan Danella. Sekalipun berbisnis, tetapi mereka tak melulu berurusan dengan keinginan untuk meraup keuntungan belaka. Mereka sadar bahwa dari rezeki yang Tuhan berikan melalui usaha warung sate tersebut, ada "jatah" untuk kaum dhuafa yang Tuhan titipkan kepada mereka. Sederhana saja prinsipnya, tetapi tak sesederhana itu untuk dilakukan. Namun, ketika pasangan itu bertekad melakukannya---bukan sekadar nekat, melainkan dilakukan dengan keyakinan penuh---maka hasilnya, lingkungan sekitar (masyarakat) pun ikut merasakan dampak dari kebaikan hati mereka. 

Bagi kita yang berkantong cukup tebal,mungkin kita tak harus berpikir keras ketika keinginan untuk menikmati sate kambing atau gulai kambing mendadak muncul menjelang waktu makan siang atau makan malam tiba. Namun, faktanya bagi sebagian orang di negeri ini, hidangan sate atau gulai kambing termasuk hidangan yang spesial, jika tak bisa disebut mewah. Mungkin mereka harus bekerja keras, menyisihkan sebagian hasil kerja mereka, lalu setelah terkumpul, baru bisa menikmati hidangan spesial itu.

Gayung pun bersambut ketika ada orang yang secara sukarela membuka warungnya, lalu menyediakan hidangan spesial itu setiap Selasa, tanpa harus membayar pula! Masakan yang selama ini mungkin hanya bisa dirasakan dalam hitungan bulan (mungkin 1-2 bulan sekali), kini bisa mereka nikmati setiap Selasa. Sangat menyenangkan pastinya!

Saya pun sepenuhnya meyakini, bahwa tindakan mulia yang mereka lakukan sama sekali TIDAK BERTUJUAN untuk mencari ketenaran, apalagi keinginan untuk dipuji oleh banyak orang. TIDAK! Mereka hanya ingin berbagi, sesuai dengan keyakinan yang mereka anut, juga ajaran yang ingin mereka amalkan dalam kehidupan nyata.Mungkin apa yang mereka dinilai biasa saja oleh sebagian orang. Namun, pasangan Toto dan Danella terbukti mampu mengidentifikasi "masalah sosial" dari masyarakat yang ada di sekitar warung sate mereka, lalu melakukan tindakan nyata yang langsung memberi manfaat.

Mungkin secara hitungan finansial ada kerugian yang harus mereka tanggung, tetapi waktu juga membuktikan bahwa mereka sebenarnya tak sedang merugi. Tindakan mulia yang mereka lakukan mendapatkan "balasan" berupa keuntungan yang bisa diperoleh di luar hari Selasa, ketika warung sate itu dibuka untuk pembeli umum. Sementara, bagi penerima manfaat program makan gratis itu, mereka tentu akan lebih bersemangat dalam bekerja, setelah perut kenyang dan hati senang begitu mereka melangkah keluar dari warung sate "Bang Toto". Jangan lupa, mereka juga bisa menyisihkan sejumlah uang, setidaknya untuk sekali makan, yang seharusnya mereka keluarkan seandainya mereka makan di tempat lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun