Kini saya tidak cuma kehilangan kawan yang juga partner bisnis tapi juga menyebabkan saya tidak bisa bekerja lagi dan kehilangan mata pencaharian” Kuht-il langsung nyerocos tanpa henti.
"Baiklah kalau begitu saya akan memanggil Gohk-il ke atas podium untuk mengajukan pembelaannya!" Kata hakim sambil mengarahkan pandangannya kepada Gohk-il yang terlihat lunglai saat menuju ke podium.
"Tuan hakim yang saya muliakan. Maaf beribu maaf tuan hakim, saya tidak setuju dengan tuduhan ini. Kuht-il telah memberi tuduhannya kepada orang yang salah!"
"Hmmhh.. apa maksudmu, Gohk-il? Menurutmu siapa sesungguhnya yang patut dituntut pada kasus ini?” Tanya hakim.
"Menurut saya yang patut di tuntut disini adalah si tukang kayu, karena dia-lah yang memasang jendela tersebut dua minggu sebelum perampokan itu, tuan hakim. Bukan saya!" Ujar Gohk-il berapi-api.
"Sabar Gohk-il masalah seperti ini harus kita hadapi dengan tenang. Baiklah kalau begitu, sidang akan saya tunda untuk sementara sampai kita menemukan keberadaan si tukang kayu untuk hadir di sidang ini sebagai saksi!" Seru hakim sambil mengetuk palu menutup sidang sementara pada hari itu.
Selang berapa hari kemudian, sidang kembali diteruskan dengan hadirnya si tukang kayu sebagai saksi.
"Wahai tukang kayu, apakah benar anda yang memasang jendela di rumah Gohk-il?" Tanya hakim.
"Benar tuan hakm!"
"Coba jelaskan mengapa jendela tersebut sudah roboh padahal baru dua minggu dipasang!"
"Begini tuan hakim, pada saat saya memasang jendela rumah, tiba-tiba ada seorang wanita muda yang memakai baju merah merona lewat di depan rumah Gohk-il. Warna bajunya yang merah merona itu menarik perhatian saya sehingga saya hilang konsentrasi dan lupa memasang salah satu engsel jendela rumah itu, tuan hakim.