Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Diet Sampah, antara Realitas dan Angan-angan

14 Maret 2025   04:43 Diperbarui: 14 Maret 2025   04:43 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanduk larangan membuang sampah sembarangan (foto: widikurniawan)

Ramadan menjadi momen untuk menahan nafsu dan berbagai godaan. Ironisnya, berdasar data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, timbunan sampah di bulan Ramadan justru tercatat naik sekitar 20 persen dikarenakan melonjaknya sampah sisa makanan dan sampah kemasan.

Artinya, ada kecenderungan belanja yang meningkat di bulan Ramadan, tapi seolah hanya menuruti nafsu semata sehingga berujung pada meningkatnya timbunan sampah.

Sampah sisa makanan misalnya. Dapat diperkirakan melonjak karena perilaku buka puasa yang "ugal-ugalan" dan cenderung "balas dendam".

Aneka ragam takjil dibeli, walau tak semua dihabiskan. Saat buka bersama juga ada kecenderungan banyak jenis makanan dan minuman dipesan, tapi ujung-ujungnya tetap bersisa.

Perilaku nyampah sembarangan (foto: widikurniawan)
Perilaku nyampah sembarangan (foto: widikurniawan)

Diet sampah dianggap menjadi salah satu solusi untuk mengerem timbunan sampah yang meningkat. Dimulai dari diri sendiri dan keluarga menerapkan perilaku ramah lingkungan.

Misalnya, selalu membawa kantong atau tas sendiri ketika belanja. Membawa wadah makanan dan minuman sendiri saat membeli takjil.

Efektifkah?

Secara ideal sih menjadi langkah yang luar biasa jika..., sekali lagi jika, banyak orang menerapkannya secara masif dan massal. Tapi apakah demikian faktanya? 

Sepertinya masih jauh dari angan-angan kita yang berharap sampah tidak menjadi permasalahan yang menggerogoti bumi. Memang tidak ada usaha yang sia-sia, maka diet sampah dan peduli lingkungan memang penting diterapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun