Memiliki kebiasaan makan yang baik semestinya ditanamkan sejak dini. Dahulu, orang tua saya pun sudah mengajarkan nilai-nilai dan adab ketika makan.
Dari mulai hal-hal sederhana, seperti kalau mengunyah jangan berbunyi atau mengecap. Kemudian saat makan pakai sendok jangan berisik karena alat makan kita berbenturan dengan piring.
Demikian pula soal porsi yang jangan berlebihan sehingga tidak membuang makanan sisa. Mengunyah pun harus paham untuk tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lama.
Ternyata ajaran orang tua era dulu, hampir mirip dengan apa yang disebut dengan istilah mindful eating. Inti dari konsep mindful eating ini adalah bagaimana seseorang menghormati makanan.
Melalui mindful eating, seseorang memiliki kesadaran penuh saat mengonsumsi makanan maupun minuman. Manfaat dari mindful eating bisa membantu meningkatkan kesehatan tubuh serta menjaga suasana hati menjadi lebih baik.
Jika dahulu orang tua mengajarkan saya tentang bagaimana makan dan minum sesuai adab, etika, dan memperhatikan kesehatan, saat ini pun ketika posisi saya sudah menjadi orang tua, wajib bagi saya untuk mengajarkan kembali kepada anak-anak saya.
Momen Ramadan menjadi salah satu waktu yang pas bagi saya untuk memberi teladan dan mengajarkan hal-hal yang sesuai dengan prinsip mindful eating.
Tentu saja saya tidak secara gamblang bilang ke anak-anak saya dengan kalimat seperti "Nak, saatnya kita makan dengan cara mindful eating."
Bisa jadi anak-anak akan keheranan "Hah?! Makanan apa itu, Yah?"
Namun, sebagai orang tua sebaiknya langsung memberikan teladan dan contoh, serta menciptakan suasana yang mendukung penerapan mindful eating. Anak-anak di rentang usia 10 tahun ke bawah biasanya akan lebih mudah mencerna dari kebiasaan yang telah berjalan di lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga.