Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Kehidupan dan Self-Growth Saat Ramadan

7 Maret 2025   04:26 Diperbarui: 7 Maret 2025   04:26 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca setiap momen kehidupan di sekitar (foto: widikurniawan)

Senin pagi itu adalah hari ketiga Ramadan tahun ini, dan hari pertama masuk kerja di bulan Ramadan bagi sebagian besar orang kantoran. Tak heran jika KRL Commuter Line yang saya tumpangi terasa sesak, layaknya hari-hari biasa di luar Ramadan.

Kereta beranjak dari Stasiun Depok ketika seorang penumpang perempuan yang berdiri di dekat saya tiba-tiba memilih jongkok di lantai kereta. Dalam situasi kepadatan kereta, jongkok tentu sangat susah dan sebenarnya memang dilarang karena bakal mengganggu penumpang lain.

"Mbak, sakit?" tanya saya spontan padanya.

Tak ada jawaban darinya, hanya tatapan seolah mengiba. Bisa jadi ia lemas berdiri berdesakan, dan mungkin juga karena puasa.

Saya pun kemudian menengok ke arah deretan bangku yang dipenuhi orang-orang duduk dan tertunduk.

"Pak, Pak! Boleh minta tempat duduknya? Ada yang sakit nih," ucap saya sambil nyolek pada seorang bapak yang duduk di antara ibu-ibu.

Untungnya bapak itu kemudian bangkit, dan merelakan tempat duduknya untuk si mbak yang pucat pasi tadi.

"Makasih Pak," ucap dia lirih.

Saya sebenarnya enggan menuliskan cerita ini karena tidak ingin ada pembaca yang menganggap saya riya atau sok jadi pahlawan. Tapi setelah saya renungkan kembali, saya perlu menuliskannya karena ternyata kepedulian orang-orang seolah menipis ketika menemukan kejadian seperti itu di tempat umum. Semoga hal ini jadi pembelajaran bagi banyak orang.

Saat itu, di sekeliling saya banyak penumpang lelaki, baik tua maupun muda, yang hanya menatap perempuan itu tanpa berbuat apapun. Seolah tak ada yang berniat menolongnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun