Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kolaborasi dan Edukasi Konten antara Sekolah, Orang Tua, dan Anak

7 Mei 2023   16:34 Diperbarui: 7 Mei 2023   16:39 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngonten edukasi tentang padi di sawah (foto: dokumentasi pribadi)

"Ingin jadi Youtuber!"

Jawaban seperti itu belakangan ini sering terdengar ketika ada orang dewasa yang menanyakan cita-cita kepada anak kecil. Orang tua pun seharusnya tak alergi mendengarnya, alih-alih ingin menjadi dokter, pilot, polisi, insinyur dan cita-cita yang dulu biasa terdengar, anak-anak saat ini rupanya memiliki referensinya sendiri sesuai perkembangan zaman.

Keberadaan gadget dan internet memang kian menjadi kebutuhan bagi siapapun, termasuk anak-anak. Seiring perubahan zaman, anak-anak tumbuh di tengah kemajuan teknologi yang pesat.

Sudah bukan menjadi hal yang mengherankan lagi ketika anak-anak ternyata lebih terampil dan piawai memainkan gadget. Tanpa pengawasan dan dan pengendalian dari orang tua, mereka bahkan bisa mengalami kecanduan memainkan game hingga menikmati ragam tayangan atau konten yang tersedia melalui perangkat genggamnya.

Serta merta melarang anak-anak untuk mengakses gadget dan internet rupanya justru menimbulkan simalakama. Terlebih ketika anak-anak juga dituntut untuk mengakses pembelajaran dari sekolah serta meningkatkan literasi digital yang sangat dibutuhkan di era saat ini.

Sejauh ini kita mengetahui ada kalangan anak-anak yang sekedar penikmat konten dan ada pula anak-anak yang sudah beranjak sebagai pembuat konten. Tentunya peran orang tua tak bisa dilepaskan begitu saja ketika anak-anak menikmati konten maupun memproduksi konten yang dipublikasikan untuk internet.

Bagi yang memiliki anak usia TK dan SD, coba sesekali tengok history daftar tontonan anak Anda di Youtube, Instagram maupun TikTok. Konten seperti apa yang sering mereka tonton? Masih aman untuk dikonsumsi anak ataukah justru mengkhawatirkan?

Ketika pengawasan lepas, bisa jadi ada konten tak layak yang bebas melenggang begitu saja dan bisa menimbulkan dampak negatif yang luas. Maka, edukasi tentang konten adalah hal yang lebih penting dilakukan dibandingkan sekedar melakukan pengawasan.

Selain menjadi tanggung jawab orang tua, edukasi konten terhadap anak-anak sebaiknya juga menjadi perhatian pihak sekolah. Era pembelajaran jarak jauh saat pandemi lalu seolah menjadi "berkah" terselubung di ranah pendidikan. Guru dan sekolah "dipaksa" untuk lebih kreatif menerapkan pembelajaran yang menarik ketika proses belajar tatap muka tidak dimungkinan saat itu.

Ada guru yang kemudian menjadi rajin membuat konten tentang materi pembelajaran, pun demikian terhadap siswa-siswa. Bukan menjadi barang aneh lagi jika para siswa juga ditugaskan untuk membuat sebuah konten video yang tentunya temanya berkaitan dengan tema pembelajaran saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun