Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Begini Rasanya Naik KRL Impor Bekas Jepang

30 Maret 2023   10:01 Diperbarui: 30 Maret 2023   11:45 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KRL Commuter Line di Stasiun Manggarai (foto by widikurniawan)

Polemik pengadaan kereta rel listrik (KRL) kian memanas dan belum terdengar titik temu. Terbaru, anggota DPR menuding PT KAI dan KCI tidak melakukan perencanaan dengan baik sehingga terlambat memesan KRL buatan PT INKA.

Sementara pihak KAI dan KCI beralasan soal pandemi Covid-19 yang membuat pemesanan KRL terlambat dan memilih opsi impor KRL bekas dari Jepang.

Rencana impor kereta bekas dinilai tidak sejalan dengan langkah pemerintah yang tengah membatasi barang impor bekas. Hal ini seolah senafas dengan nasib pakaian bekas impor, kali ini KAI dan KCI ibaratnya mau belanja thrifting tapi terhambat regulasi.

Bagi penumpang KRL, sejauh ini tidak mempermasalahkan apakah kereta yang tersedia merupakan kereta bekas impor ataupun kereta bikinan dalam negeri. Hal paling penting adalah keretanya selalu tersedia, mau bekas atau baru.

Namun jika polemik pengadaan kereta tak kunjung terselesaikan, maka yang rugi dan menderita tak lain adalah penumpang.

Bagaimana tidak? Saat ini pun sudah mulai terasa kurangnya armada kereta di tengah meningkatnya jumlah penumpang yang begitu pesat, terutama untuk KRL di area Jabodetabek.

KRL lintas Bogor yang dikenal paling banyak penumpangnya, saat ini lebih sering tersedia kereta dengan formasi 8 gerbong. Alhasil kereta selalu padat dan membuat penumpang di dalamnya layaknya pepes tahu.

Padahal dengan banyaknya penumpang, idealnya setiap rangkaian minimal menggunakan 10 gerbong atau 12. Itupun pihak KCI konon harus melakukan kanibalisme alias memotong rangkaian jika ingin menambah jumlah gerbong kereta dalam satu rangkaian.

Nah, karena jumlah keretanya kian terbatas, tentu makin sulit untuk melakukan kanibalisme atau menambah gerbong.

Lalu gimana sih kondisi KRL yang saat ini tersedia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun