Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hoax Uji Coba ERP dan Kian Sesaknya Transportasi Massal

5 Februari 2023   05:00 Diperbarui: 5 Februari 2023   05:02 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penumpang naik dan turun saling berbenturan (foto by widikurniawan)

Beberapa hari belakangan ini Kota Jakarta seolah kian hiruk pikuk, baik di jalanan maupun di dalam transportasi massal. Sebagai pengguna KRL Commuter Line saya merasakan betul bagaimana kepadatan di dalam kereta terasa meningkat.

Jika biasanya saya naik KRL dari Stasiun Bojonggede dalam kondisi kereta masih terasa longgar, tapi belakangan ini kian sulit menentukan posisi berdiri yang ideal. Hal itu berarti ada peningkatan penumpang yang naik dari Stasiun Bogor sebagai awal pemberangkatan dan Stasiun Cilebut yang posisinya berada di tengah antara Bogor dan Bojonggede.

Sudah pasti pula begitu KRL berhenti di stasiun-stasiun berikutnya, bertambah sesak pula di dalam kereta. Istilah yang biasa dipakai pengguna KRL adalah ketika penumpang jadi "pepes" di dalam kereta. Mau sekedar bergerak satu sentimeter saja susahnya minta ampun.

Menjadi pepes di dalam KRL (foto by widikurniawan)
Menjadi pepes di dalam KRL (foto by widikurniawan)

Menjadi drama lagi ketika penumpang dari arah Bogor turun di Stasiun Manggarai untuk transit berpindah kereta ke arah Sudirman atau Tanah Abang. Ratusan penumpang di jam sibuk, akan menunggu kereta dari Bekasi yang sudah pasti dipenuhi "pepes" manusia di dalamnya.

Begitu kereta datang, tak terelakkan lagi bagaimana "battle" terjadi antara penumpang yang turun dan penumpang yang memaksa naik. Seperti halnya yang terjadi pada Jumat, 3/2/2023 pagi.

Entah berapa orang yang mencoba merangsek masuk ke kereta yang sudah penuh itu. Saya yang sudah rela ketinggalan satu kereta sebelumnya karena tidak bisa masuk, kini sudah berhasil masuk walau penuh perjuangan.

Masalahnya, orang-orang di belakang saya masih terus mendorong dan memaksa naik. Kondisi tersebut memicu teriakan-teriakan orang di dalam kereta yang merasa tergencet.

"Sudah!! Sudaahh!! Sudah penuh!! Jangan dipaksain!!" teriak seorang perempuan, dan entah di mana posisinya di antara manusia-manusia pejuang rupiah itu.

"Aduuh!! Udah dong jangan maksa naik!!" sahut yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun