Saya teringat pada situasi saat berada di sebuah minimarket dekat rumah saya. Seorang pria muda rapi tampak turun dari mobilnya dan masuk ke dalam minimarket tanpa mengenakan masker.
Saat itu bahkan PPKM level 4 baru saja diterapkan dan kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya.
Seolah tanpa rasa bersalah, pria tersebut justru terlihat banyak bertanya kepada kasir tentang produk yang dibelinya.
"Bla..bla..bla...!! dst." kata-katanya meluncur dengan volume tinggi.
Ingin rasanya menegurnya karena tidak mengenakan masker. Tapi saya menghindari potensi keributan, bisa-bisa viral jadinya. Terlebih saya sadar bahwa hak dan kewajiban menegur sebenarnya ada pada karyawan minimarket tersebut.
Hingga setelah pria tersebut pergi, saya menanyakan pada karyawan mengapa pengunjung tanpa masker dibiarkan saja masuk dan berbelanja? Jawabannya cukup bisa ditebak.
"Nggak berani Pak," jawabnya.
Bukan cuma satu atau dua kejadian saja yang saya temukan. Tiap kali saya ke minimarket, selalu saja menemukan pengunjung tanpa masker. Entah emak-emak, bapak-bapak, anak-anak, remaja, pokoknya hampir semua umur ada oknumnya.
Mungkinkah karena tidak punya uang untuk beli masker?
Well, mungkin masih bisa dimaklumi jika demikian adanya. Tapi tidak bisa dimaklumi jika si pengunjung tanpa masker ini justru memborong aneka ria snack dengan mudahnya. Harga sebungkus snack di minimarket apapun jenisnya, rata-rata masih lebih mahal daripada harga masker.