Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Masker Kumal dan Mereka yang Tak Mampu Membeli Masker

5 Juli 2021   20:38 Diperbarui: 7 Juli 2021   04:59 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimanapun ada orang-orang yang butuh uluran tangan kita untuk berbagi masker (foto: widikurniawan)

Bagi orang yang sangat taat protokol kesehatan, rasanya gemas dan kesal sekali saat melihat orang-orang yang tidak memakai masker di tempat umum.

"Masker sudah murah banget harganya, kok masih aja nggak mau makai masker?" Mungkin inilah kalimat yang tepat menggambarkan kegeraman tersebut.

Saya akui, semula saya pun selalu saja kesal ketika menjumpai orang-orang semodel ini. Naik motor santai saja tanpa masker, jaga warung pun demikian.

Namun, pendapat saya berangsur-angsur berubah. Ternyata memang ada lapisan masyarakat yang harus berpikir ulang untuk menyisihkan pendapatannya guna membeli masker.

Bukan karena bandel dan tidak takut corona, bukan. Namun ada kelompok masyarakat yang sebenarnya takut juga terkena virus corona, tetapi di satu sisi mereka juga harus berhitung.

Itulah juga mengapa ada orang-orang yang terlihat memakai masker bedah ataupun masker kain tapi dengan kondisi terlihat sudah kumal. Mungkin masker itu sudah seharian dipakainya tanpa pernah berganti. Bahkan tak menutup kemungkinan ada yang memakainya berulang meski sudah berganti hari.

"Nyari untung seribu aja susah sekarang Pak, kok malah buat beli masker?" ujar seorang pedagang kaki lima yang sempat saya ajak ngobrol.

Baginya, jika ada orang yang memberinya masker, maka dengan senang hati ia akan memakai. Ia juga menyimpan satu masker kain untuk jaga-jaga apabila ada razia. Tapi ia bakal berpikir seribu kali untuk mengeluarkan uang guna membeli masker baru.

Selain masker kumal atau dekil, tak jarang pula para pekerja di jalanan mengandalkan masker jenis buff yang nyata-nyata sejak awal pandemi sudah tidak dianjurkan. Masker ini selain longgar, juga jadi favorit karena mudah dinaik turunkan sampai leher.

Padahal idealnya sih, kata para ahli, masker yang layak pakai maksimal dapat digunakan selama 4 jam, setelah itu harus diganti yang baru atau steril. Maka coba hitung saja andai seseorang beraktivitas di luar rumah untuk bekerja selama 12 jam, semestinya orang tersebut membutuhkan 3 masker dalam sehari.

Padahal orang-orang yang bekerja di jalanan, seperti pedagang kaki lima, tukang parkir, tukang ojek, pak ogah di perempatan, pemulung, dan lain-lain, bisa saja lebih dari 12 jam mereka bekerja dalam sehari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun