Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ada Peran Kurir yang Berjibaku di Balik Parcel Lebaran yang Membahagiakan

7 Mei 2021   11:20 Diperbarui: 7 Mei 2021   18:00 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: Pexels.com/Polina Tankilevitch)

Jam 10-an malam biasanya seisi rumah kami sudah mulai beranjak tidur. Tapi berhubung ada mas kurir mau datang, terpaksa kami tunggu dengan sabar.

Rasa iba kadang menyeruak melihat para kurir ini hingga larut malam baru datang ke rumah. Bahkan di tengah hujan sekalipun. Wajahnya tampak lelah dan tegang.

Bukan mau mereka juga kerja hingga larut malam. Tapi menurut seorang kurir yang pernah ngobrol dengan saya, selalu saja ada kendala ketika mengantarkan atau mengambil paket. Seperti alamat rumah yang tidak jelas, penerima paket yang tidak ada di rumah, tidak bisa dihubungi, cuaca buruk, kena komplain penerima barang dan lain-lainnya. Intinya mereka harus berjibaku untuk mengantarkan sebuah paket dengan selamat.

Apalagi jika paket yang dikirimkan menggunakan sistem COD atau cash on delivery dan apesnya si penerima paket tidak berada di rumah. Maka pemandangan saat kurir paket berteriak-teriak memanggil-manggil di depan rumah yang sepi, sering saya lihat. Duh, miris lihatnya.

Ternyata di balik transaksi belanja online yang serba mudah, terdapat perjuangan para kurir paket yang luar biasa. Terlebih di masa-masa sibuk saat bulan Ramadan dan menjelang lebaran seperti saat ini. Mungkin kata "istirahat" dan "libur" menjadi barang mewah bagi mereka.

Berempati adalah hal yang setidaknya bisa saya lakukan sebagai pengguna jasa. Sekedar senyum ramah dan ucapan terima kasih adalah penyemangat bagi mereka.

Mau bekerja sama dengan mereka juga akan memudahkan tugas mereka. Misal seperti kejadian kemarin malam saat seorang kurir datang mengantarkan paket ke rumah saya. Kardus paket terlihat sudah terkoyak karena basah terkena hujan.

"Pak, maaf ya Pak, ini kira-kira barangnya rusak nggak ya?" tanya kurir.

"Enggak mas, tenang aja, cuma basah doang kok," jawab saya menenangkan mas kurir yang terlihat sudah pasrah kalau mau dikomplain.

Juga saat kita diminta foto sebagai bukti telah menerima barang. Apa salahnya sih kalau memang prosedur dari perusahaannya memang begitu. Nggak perlu pakai ngomel juga. Malah kalau perlu berikan senyum terindah dan pose terbaik saat difoto sama kurir. Ya, walaupun kurir sejatinya bukan fotografer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun