Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lamaran Atta-Aurel, Melawan Pandemi Sekaligus Menggerakkan Ekonomi

13 Maret 2021   11:28 Diperbarui: 13 Maret 2021   11:36 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atta Halilintar dan Aurel (sumber Instagram @aurelie.hermansyah)

Luar biasa, hari ini Sabtu, 13 Maret 2021 penonton televisi khususnya RCTI bakal disuguhi acara lamaran selebriti ngetop Atta Halilintar dengan Aurel Hermansyah. Dari pagi, segala hal tentang lamaran ini bakal dibahas melalui acara gosip, hingga siangnya puncak acara lamaran bakal disiarkan live.

Terlalu lebay?

Ya gitu deh, tadinya saya memosisikan diri untuk merasa jengkel dan berharap KPI menegur acara ini karena dianggap menggunakan ruang publik untuk memamerkan acara bersifat personal. Ini mirip kejengkelan saya sewaktu bapaknya Aurel, yakni Anang, dulu juga melakukan hal serupa ketika menghelat pernikahan dengan Ashanty.

Tapi eh, setelah mikir dan merenung, saya menyadari bahwa selama ini juga jarang nonton tivi apalagi RCTI. Jadi ngapain saya ikutan jengkel?

Lalu, apakah acara ini bakal bikin muntah-muntah sebagian pemirsanya? Sepertinya tidak, lha wong yang nulis komentar di medsos kalau dirinya bakal muntah-muntah sudah pasti nggak bakal nonton kok. Aya-aya wae.

Justru saya banyak menemukan komentar mendukung acara ini. Sebagian besar merasa kagum, ikut berbahagia dan siap menonton seharian acara tersebut.

"Aduh kok deg-degan, kita yang terharu," tulis seorang netizen di akun @officialrcti.

"Dah nongkrong dari jam 7 nih," tulis yang lain.

Well, yang kontra pasti hanya geleng-geleng kepala dan bahkan geram dengan "selera" masyarakat kita. Lebih jauh lagi, banyak yang harus merasa miris demi keselamatan generasi kita. Duh, miris doang tapi nggak ikut mengedukasi ya sama saja.

Ya kali menonton debat kusir dua kubu yang rebutan kekuasaan partai dianggap sebagai tontonan yang lebih berbobot daripada acara lamaran selebriti.

Tapi sudahlah, coba berpikir dari dimensi lain. Seperti saya yang pada akhirnya harus mengakui reputasi top seorang Atta Halilintar dan merasa berterima kasih karena setidaknya hari Sabtu ini membuat banyak masyarakat tidak keluyuran di luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun