Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ganteng Doang, Boncengin Pacar Nggak Pakai Helm

27 Januari 2021   15:49 Diperbarui: 27 Januari 2021   15:54 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram @atcs.kotabandung

Rencana tilang elektronik menggantikan tilang konvensional menuai beragam reaksi. Banyak yang menilai kita belum siap, baik dari sisi sarana maupun kesiapan masyarakat. Tapi, edukasi kreatif yang digagas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung ini layak menjadi salah satu solusi menekan pelanggaran lalu lintas menyongsong berlakunya tilang elektronik.

Dishub Bandung melalui tim area traffic control system (ATCS) kerap membagikan video hasil rekaman CCTV berupa pelanggaran oleh pengguna jalan. Video yang telah diedit dengan sentuhan komedi bernuansa edukasi tersebut dibagikan lewat akun Instagram @atcs.kotabandung dan kerap berujung viral saat direpost oleh akun milik Ridwan Kamil @ridwankamil.

Video terbaru yang langsung viral adalah tentang imbauan petugas melalui pengeras suara kepada sepasang muda-mudi yang tengah berboncengan menunggu lampu hijau menyala. Setelah mengimbau agar pengendara tertib dan menerapkan protokol kesehatan, sang petugas kemudian langsung to the point menunjuk pasangan muda-mudi yang tampak salting alias salah tingkah karena menyadari bahwa si pembonceng tidak memakai helm.

"Imbauan dikhususkan untuk pengemudi kendaraan roda dua dari arah Gunung Batu. Membawa penumpang tidak menggunakan helm, motor Beat berwarna hitam. Silakan penumpang diturunkan saja, lanjutkan menggunakan angkutan umum," ujar si petugas.

Sontak si pembonceng, yang disinyalir adalah pacar si pengendara, turun dari sepeda motor dan berjalan kaki meninggalkan pemuda tak tertib aturan tersebut.

Melalui caption @atcs.kotabandung, video tersebut diberi keterangan "parodi". Namun terlepas dari settingan atau tidak, video semacam itu efektif menuai jutaan penonton dan reaksi yang rata-rata tertawa sekaligus mengamini bahwa hal yang digambarkan dalam video itu adalah sebuah pelanggaran lalu lintas. Pelanggaran lalu lintas ternyata bisa terlihat kocak ya?

Sumber: Instagram @atcs.kotabandung
Sumber: Instagram @atcs.kotabandung
Pengguna media sosial, terutama Instagram, didominasi anak muda yang sehari-hari aktif juga di jalan raya sebagai pengguna jalan. Teguran di tempat melalui pengeras suara dan rekaman videonya diunggah ke media sosial bisa jadi menjadi cara efektif membuat masyarakat tertib berlalu lintas.

Berbeda dengan penindakan berupa tilang oleh polisi yang tak jarang malah menuai kejengkelan baik bagi si pengendara yang notabene pelanggar, maupun orang lain yang melihatnya. Bukannya kapok, justru timbul pemahaman salah bahwa tertib di jalan raya hanya berlaku jika ada polisi yang mengawasi.

Nah, langkah Dishub Kota Bandung ini layak juga dicoba di daerah-daerah lain. Kolaborasi Dishub setempat dan petugas kepolisian bisa membangun sistem pengawasan melalui kamera disertai imbauan langsung melalui pengeras suara. Tahapannya tentu imbauan dulu baru penindakan apabila si pelanggar masih bandel.

Tentu saja pengeras suara di perempatan traffic light semestinya yang memiliki kualitas suara tidak sember. Ya mosok mau seperti di perempatan Kota Depok yang lagu-lagu imbauan milik Pak Wali Kota malah terdengar sember dan kurang merdu di telinga pengguna jalan. Kan pusing dengernya saat suaranya berpadu dengan deru knalpot dan klakson bersahutan.

Sistem sosialisasi penegakan aturan lalu lintas dengan cara kreatif dan humanis rasanya pantas mengawali perubahan sistem ketika benar-benar akan beranjak pada sepenuhnya tilang elektronik. Jangan ujug-ujug diterapkan dan berdampak dengan banyaknya pemilik kendaraan kesulitan saat memperpanjang STNK tanpa menyadari kesalahan yang pernah dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun