Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jangan ke Pangkalpinang, Nanti Rindu

30 Maret 2020   19:57 Diperbarui: 30 Maret 2020   20:10 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Staycation nyaman di Cordela Hotel Pangkalpinang (foto: widikurniawan)

Pangkalpinang bagi para wisatawan bisa menjadi tujuan pelarian yang tepat. Pelarian dari sumpeknya keseharian, atau sekedar menunaikan saran teman fesbuk melalui kolom komentar yang mengatakan:

"Sepertinya kamu butuh piknik."

Ya, banyak orang saat ini memang butuh piknik. Tak bisa ke mana-mana karena adanya pandemi Corona tampaknya membuat kegiatan piknik harus ditunda dulu. Tapi bukan berarti kita tidak bisa piknik sama sekali.

Yuk, kali ini meskipun hanya lewat tulisan, saya ajak anda untuk menjelajah Kota Pangkalpinang dan sekitarnya yang berada di Pulau Bangka. Siapa tahu kelak langkah kaki kita akan terbawa menuju ke sana.

Bagi saya, Pangkalpinang itu asyik. Sudah dua kali saya datang ke Ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung itu, dan masih pengen lagi. Saya nggak kapok deh.

Pangkalpinang bisa dikatakan komplit sebagai sebuah destinasi wisata. Mau wisata alam ada, mau wisata budaya ada, mau wisata sejarah ada, dan tentunya mau kulineran di Pangkalpinang jelas bikin kita sejenak lupa kalau punya rumah.

Tak perlu buru-buru berkeliling Pangkalpinang atau jika tujuan kita adalah menjelajah daratan Pulau Bangka. Ngopi adalah kegiatan awal yang tak elok untuk dilewatkan. Di Pangkalpinang atau bahkan di seantero Pulau Bangka dan juga Belitung, kita akan mudah menemukan kedai kopi atau dalam istilah lokalnya disebut kopitiam.

Kopitiam memang bersingggungan erat dengan warisan budaya Tionghoa dan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura. Maka, nongkrong di kedai kopi atau kopitiam manapun di pelosok Pangkalpinang seolah bisa membawa kita ke dalam nuansa tradisional Tionghoa yang eksotis.

Ragam kuliner lainnya yang bisa kita cicipi adalah pempek, otak-otak, mie ayam bangka, mie koba hingga martabak. Pempek di sini tak kalah dengan pempek di daratan Pulau Sumatera lainnya. Teman akrab pempek biasanya juga selalu menyertai, sebut saja tekwan dan es kacang merah.

"Makan pempek itu cemilan, bukan makan besar," kata rekan saya.

Nah, kalau sudah begini pintar-pintarlah mengatur kuota perut anda, karena sembari jalan-jalan bisa jadi anda kepengen banget belok ke warung-warung legendaris untuk mencicipi kuliner yang tiada duanya. Yup, dari mie ayam hingga martabak, kalau sudah di Pangkalpinang atau Pulau Bangka rasanya jelas beda. Pasti lebih mak nyuss ya mas dan mbak bro.

"Karena kuliner itu sejatinya bukan tentang cita rasa makanan di lidah saja, lebih dari itu anda merasakan suasana dan mencecap sejarah saat menikmatinya," kira-kira demikianlah yang pernah saya tangkap dari seorang ahli kuliner.

Alasan terbesar kenapa saya begitu berkesan serta terkungkung rindu dengan Pangkalpinang dan Pulau Bangka adalah kita bisa menikmati perjalanan wisata tanpa harus mengunjungi tempat-tempat yang seolah dipaksakan menjadi tempat wisata. Destinasi itu adalah the real wisata bagi saya. Ya, mungkin saja saya sudah jenuh dengan tempat yang menyediakan bangku dengan latar belakang bunga dengan lambang 'love', atau tempat ayunan di atas tebing demi memuaskan hasrat berfoto. Ah tidak, untungnya di Pangkalpinang dan Pulau Bangka saya tidak menemukan hal semacam itu.

Jembatan Emas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun