Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Diam-diam Gojek Ganti Logo

6 Desember 2018   07:31 Diperbarui: 6 Desember 2018   08:31 1607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Gojek yang selama ini sudah melekat di masyarakat (foto: widikurniawan)

Sudah beberapa hari belakangan ada sedikit yang berbeda dengan tampilan aplikasi Gojek. Aplikasi penyedia jasa online ini rupanya telah mengubah logo yang selama ini sudah demikian ikonik dan melekat di benak masyarakat.

Sudah tahu belum? Belum? Berarti anda belum update.

Perubahan paling mencolok pada logo baru adalah hilangnya tampilan orang sedang berkendara sepeda motor yang disertai garis-garis melengkung khas simbol sinyal internet. Logo Gojek kini hanya menampilkan kata "GOJEK" berwarna hijau dengan latar belakang hitam.

Tampilan logo baru Gojek
Tampilan logo baru Gojek
Meski terkesan diam-diam dan belum terdengar gembar-gembor atau release khusus dari pihak Gojek, perubahan logo ini sebenarnya bisa dipahami. Gojek kini bukan hanya sekedar platform ride sharing atau transportasi online khususnya ojek online. Aplikasi "kesayangan" anak bangsa ini telah tumbuh pesat di segala sektor layanan dari mulai transportasi, kuliner, belanja retail, kebutuhan rumah tangga, kesehatan hingga pembayaran online.

Jadi kalau Gojek menghilangkan gambar siluet orang naik sepeda motor tentu bisa dimengerti, apalagi karena sepeda motornya terlihat jelas adalah jenis motor "laki" dan tampak "jadul", yang tentu tidak terlalu pas menggambarkan driver Gojek yang mayoritas pengguna jenis motor "bebek".

Emang ada hubungannya?

Tentu saja kawan. Sebuah logo adalah representasi dari visi dan misi perusahaan. Ada pesan khusus yang diharapkan oleh si pemilik logo agar bisa dimengerti dengan mudah oleh masyarakat. Itulah mengapa bikin logo tidak boleh asal-asalan. Itulah mengapa pembuatan logo bisa menelan biaya yang besar. Itulah mengapa anak lulusan Desain Komunikasi Visual (DKV) yang kuliahnya mahal sering mengelus dada dan keningnya berkerut jika diminta membuat logo dan berpotensi dibayar dengan ucapan terima kasih (maaf, curhat titipan nih...).

Kembali ke Gojek.

Pergantian logo yang merepresentasikan citra perusahaan kenapa malah Gojek terkesan "diem-diem bae"? Bahkan perubahan logo sejauh ini hanya muncul di logo aplikasi. Lebih lucu lagi, Gojek masih memakai logo lama di akun media sosial official miliknya, seperti akun @gojekindonesia di Twitter dan bahkan di situs resminya.

Perubahan sebuah logo memang semestinya berimplikasi mahal dan menyeluruh. Jika memang serius menggunakan logo baru, maka mestinya semua hal yang ada logo Gojek harus di-upgrade. Untuk urusan administrasi saja setidaknya butuh perubahan di logo email, kop surat hingga logo yang terpampang di kantor Gojek.

Ujung tombak Gojek di tengah masyarakat tentu saja barisan para driver ojek online yang mengenakan jaket dan helm khas warna hijau. Jika serius ada upgrade logo, tentu jaket dan helm pun harus diganti. Masalahnya, konon para ojol Gojek harus merogoh kocek sendiri jika butuh jaket dan helm baru. Tentu hal ini jadi PR banget bagi Gojek untuk bisa mempopulerkan logo barunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun